PART 13

183 23 1
                                    

"Amarah adalah masalah, diam bukan solusi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Amarah adalah masalah, diam bukan solusi. Tenang adalah jalan keluar."
-DANGEROUS NERD 2



Seorang pria memasuki gedung dan naik ke lift paling atas, lantai 10. Membawa tas di punggungnya dan sekantong makanan di tangan kanan.

Pintu lift terbuka, ia keluar dan menaiki tangga lagi. Di rooftop ada sebuah rumah, rumah sewa itu murah karena berada di paling atas dan tentu nya kecil.

Ia membuka pintu masuk dan meletakkan kantong belanjaan di atas meja pantry. Menyimpan tas nya di atas kasur. Tidak ada kamar, hanya ruangan sepetak yang kecil.

Ia membuka pop mie dan mulai memanaskan air untuk memakan mie.

Namun dari belakang seseorang berdiri di balik lemari. Pria berpakaian serba hitam dengan pisau di tangannya.

Berjalan dan menghampiri pria itu. Merasa aneh, pria itu membalikkan badannya. Benda tajam itu menusuk perutnya.

"Akh," erangnya menahan sakit di bagian perut.

Pria itu menarik pisau dan kembali menusuk-nusuk lagi beberapa kali. Ia menariknya dan menendang hingga pria terluka itu terbanting ke sofa.

"Saksi terakhir, lebih baik kau lenyap daripada hidup!"

Pria itu menendang perut dan wajah saksi terakhir bertubi-tubi tanpa ampun. Setelah itu ia berjongkok. Saksi terakhir itu terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Kau, a-akan le-lenyap," ucapnya.

"Sebelum aku lenyap, kau lebih dulu pergi."

Ia mengambil botol besar yang berisikan minyak tanah. Ia tuangkan ke seluruh ruangan. Bukan satu botol, melainkan sepuluh botol. Botol terakhir ia tuangkan di seluruh badan saksi terakhir itu.

Padahal baru saja ia ingin mencicipi pop mie kesukaannya. Bahkan kompor masih menyala dan air sudah mendidih. Pria itu mengeluarkan korek api saat berada di depan pintu. Membuang korek api itu dan segera menutup pintu, membiarkan api menjalar dalam ruangan tertutup.

"Ayah pulang awal hari ini?" Ardhias mendapatkan telepon dari Putrinya, Nura.

"Ayah pulang terlambat."

"Nuna udah reservasi restoran steak kesukaan Ayah. Apa mau dibatalin aja? Nana juga udah siap-siap."

"Baiklah, Ayah akan pulang tepat waktu hari ini."

"Bareng Sabrina kan?"

"Kamu telpon aja dia. Dia di markas, Ayah lagi diluar."

"Oke Ayah, semangat."

Ardhias tersenyum, ia masuk ke dalam lift dan menuju ke lantai 10. Ia juga sudah buat janji dengan saksi terakhir.

Ketika lift terbuka, ia langsung menaiki anak tangga menuju ke rooftop. Namun saat memegang gagang pintu, terasa panas, aneh.

DANGEROUS NERD 2 : PREDATORWhere stories live. Discover now