PART 12

190 21 2
                                    

"Semua jalan tak terduga, jangan ambil jalan terpisah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Semua jalan tak terduga, jangan ambil jalan terpisah."
-DANGEROUS NERD 2




Hari Sabtu pagi ini, mereka berkumpul. Bukan di basecamp, melainkan di sebuah makam.

Ketujuh Preman itu juga ikut andil. Teman-teman Sabrina heran, entah makam siapa ini. Tapi dari gelarnya sudah jelas ia Polisi.

"Sapa dulu, dia Inspektur Polisi, Galih Bima Nosaro Ardhika. Kita satu tim dan dia gugur," jelas Ardhias kepada anak buahnya.

Ardhias menatap Diego. "Kamu orang yang harus menyapa nya duluan. Dia berjuang mati-matian demi mencari anak perempuan itu." Ardhias menunjuk Diego.

"Mau nyapa gimana?" bisik Iyan bingung.

"Sapa di dalam kali," jawab Azriel cekikikan.

"Gila kali lo! Lo aja nyusul duluan, eyke sih ogah!" pungkas Haiden dengan kipas bulu-bulunya.

"Lembek amat lo kayak dodol!" tegur Pras salah satu Preman itu.

Haiden menatapnya tajam. "Lembek? Taik lo noh lembek!"

Mereka pun menyapa dengan mengirimkan doa. Tak lupa menabur bunga dan air putih juga.

Ardhias ingin yang lain juga mengingat Galih sahabatnya. Galih berpengaruh besar dalam hidup Ardhias. Semua jasa-jasa Galih tidak akan ia lupakan.

"Diam aja? Terimakasih kek apa kek, bisu lo?!" sungut Sabrina yang berdiri di samping Diego yang sedari tadi hanya diam.

"Berisik lo Dora!" ketus Diego.

🧩🧩🧩

"Sebenarnya kita ini berguna nggak sih masuk Agen?"

"Agen, Agen snack lo! Panjangin dikit kek Agen nya. Agen Rahasia, biar kelihatan keren!"

"Kita tuh nggak ada keahlian, tapi bisa masuk Agen Rahasia."

"Percaya sama gue, kita akan berguna suatu saat nanti."

"Gayaan lo Markonah sok paling berguna!"

Ardhias sengaja mengumpulkan mereka di lapangan yang panas ini. Sudah hampir setengah jam mereka berjemur, tapi Ardhias tak kunjung datang.

Beberapa dari mereka mulai mengeluh kepanasan. Apalagi Haiden yang sudah tak betah panas.

"Besar amat badan lo, makan apaan?" tanya Iyan yang sedari tadi menatap Preman berbadan besar itu.

Badannya benar-benar besar. Mereka saja kelihatan kecil, apalagi telapak tangan pria itu sangat jumbo.

"Makan nasi," jawabnya.

"Gue juga makan nasi. Tapi nggak sebesar ini," celetuk Azriel.

"Lah lo kan makan nasi basi Jiel!" ketus Iyan menoyor kepala Azriel.

DANGEROUS NERD 2 : PREDATORWhere stories live. Discover now