[21] - Plot Twist

79 13 6
                                    

minal aidzin walfaidzin ya guysss. Mon maap author amatier satu ini lama bet buat nulis wrwr gk kok sbnrnya emg wktu puasa-lebaran gk mau nulis apa2 cccc heheww dahlah banyak ciycoy cuyz baca

Kataqu ini part terseru. Ada yg lg mulai pdkt jg.

.
.


♡- BARRA GENTLE -♡







Memang kalau sudah takdirnya terjadi, mau kita menghindari dengan berbagai cara pun akan tetap terjadi. Kini Amora menatap lepas ke arah jendela. Dirinya sudah berada di dalam gerbong sesaat setelah kereta yang ditumpanginya tiba. Tak lupa juga berpamitan dengan sahabatnya. Amora hanya ingin segera pergi dari hadapan Barra dan Shanon saat itu juga.

Amora kontan menghela napasnya berat.

"MIsi ya, kak."

Amora mengumpat dalam hati. Suara yang pernah ia kenali, dan mata yang saat itu juga bersibobrok dengan dirinya.

"Amora?" Sapa penumpang yang akan duduk di samping Amora.

Perempuan itu melongo beberapa detik sebelum membungkukkan kepalanya sedikit. Itu adalah Shanon.

"Kak Shanon?" Rasanya jantung Amora sudah turun ke lambung.

"Astaga ketemu kamu disini."

"Sempit banget dunia bangsat." Timpal Amora dalam hati.

Shanon tersenyum cerah. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi Amora saat ini.

"Mau pulang, Mor?"

"Iya nih, kak. Kakak sendiri mau pulang juga kah?"

Shanon menggeleng pelan, "enggak, aku ada kerjaan di luar kota nih. Seminggu pula."

Amora mencibir dalam hati. Pantas saja ada Barra yang menemani. Rupanya mantannya itu akan ditinggal oleh pujaan hati selama seminggu, toh. Sungguh ironi.

Mulut Amora hendak terbuka menyahuti Shannon, namun urung begitu suara dering dari ponsel Shanon berbunyi.

"Iya, halo, Bar?" Sapa Shanon riang begitu menyambut panggilan dari Barra.

"Aman?"

"Aman kok." Tukas Shanon cepat.

"Cek ya ada yang ketinggalan apa enggak. Ntar aku paketin."

Dahi Shanon mengerut sembari melirik ke arah Amora sekilas, "iya, makasih. Kayaknya nggak ada yang ketinggalan sih."

"Duduk sama siapa kamu? Cewek apa cowok?"

"Cewek."

"Oh okay, met rehat di kereta ya."

"Iya, makasih ya Bar."

Amora dengar? Tentu. Shanon entah dengan sengaja atau tidak, mengangkat panggilan itu tepat di samping telinga Amora. Amora duduk dekat jendela, sedangkan Shanon duduk dekat celah untuk penumpang lewat. Harusnya jika tak ingin Amora dengar, Shanon menempelkan ponsel ke arah telinga yang kosong penumpang bukan malah ke arah Amora.

BARRA GENTLEWhere stories live. Discover now