[19] - Abai

135 20 12
                                    

Demi dah gue pas ngedraft ini sambil nangis sesenggukan hiksssss😭☝☹️ barra napa lu kek gini dah😭☝☹️
Met baca ye wak






...
♡- BARRA GENTLE -♡






Dua minggu berlalu semenjak kejadian Barra yang menghubunginya serta momen dimana Amora bertemu dengan Calvin, kini tampak dekat pula hubungan Barra dan Shanon. Hal ini justru memicu hawa tak sedap setiap kali Worcester berkumpul.

Tiga pria, tidak termasuk Barra sangat menyukai kepribadian Amora yang sangat ramah dan easy going. Amora itu supel dan baik hati jika kalian benar-benar tulus untuk berteman. Itulah mengapa Gabriㅡsalah satu member Worcesterㅡsangat menyayangi Amora, bak adik kandung sendiri.

"Makin hari makin brengsek ya lo." Sindir Gabri yang tak ada habisnya. Saban hari, pria itu akan memaki Barra habis-habisan saat matanya bersinggungan dengan mata milik sosok anjing berwujud manusia satu ini.

"Kenapa sih, Bri? Sekali aja lo nggak sensi tiap ketemu gue bisa nggak? Kayak cewek lo, pms mulu."

"Bangsat." Sambar Gabri seraya menghembuskan asap dari rokok yang ia sesap.

"Udahlah, Bri. Lo marah-marah mulu sama Barra. Biarin aja udah, penting kan bukan lo yang brengsek." Ujar Regis mencoba mencairkan suasana. Regis ini manusia penuh logika dan blak-blakan.

"Kata gue, mending kita doain bareng semoga nanti kalo Amora diajak balikan sama anjing satu ini nggak bakal mau dah." Timpal Arsen mengompori. Sontak mendapat lemparan kentang goreng dari Gabri.

"Gue bakal maju paling depan buat habisin si anjing ini kalo sampe ngajak Amora balikan." Ketus Gabri tanpa mau repot-tepot menyebut nama Barra.

Barra mencibir, "apa sih, gue nggak bakal kali balikan sama Amora. Lagian gue mencoba dekat lagi sama Shanon."

"Njing, pantes makin deket."

"Deket apa, Gis?" Sambung Arsen. Seolah humor Regis dan Arsen menyatu.

"Deket sama neraka."


Ketiganya mengaku sudah angkat tangan jika Barra sudah membahas hal yang menyangkut Shanon.

Menit berikutnya mereka kembali membahas hal tentang musik, seputar perkuliahan mereka yang akan berakhir hingga merambat ke pekerjaan. Namun tak lama, sebelum lonceng pintu cafe yang menjadi tempat nongkrong Worcester berbunyi.

"Bri, Bri, Bri. Amora, Bri."

"Anjing! Cabut!" Gerakan Gabri tergesa seraya menekan putung rokoknya ke asbak. Lalu tangannya menarik kerah baju Barra untuk berdiri dan segera kabur lewat pintu belakang.

"Nggak akan gue biarin Amora sakit cuma lihat lo ya njing. Gis, Sen, buruan!"

"Yaelah, biarin napa. Itung-itung kita lihat segimana gilanya Barra nahan. Kalo nanti dia kayak anjing, kita tinggal aja."

Gabri sebenarnya setuju dengan ide Regis. Namun di sisi lain ia tak tega melihat Amora yang pasti sakit sekali jika melihat Barra disini. Pria itu seolah paham bagaimana perasaan adik tingkatnya itu. Amora telah sangat jatuh pada pria yang bernama Barra Gentle Adhiatma. Sayangnya Barra tak segentle namanya.

"Loh, Kak Arsen?"

"Eh, Nadine. Udah beres kelasnya?"

Keduanya bertemu tak sengaja saat Arsen hendak ke toilet dan Nadine yang baru keluar dari toilet.

BARRA GENTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang