[7] - Quality Time

461 52 15
                                    

msih up lagiiii, bentar y tpi okkkng...






♡ -BARRA GENTLE- ♡






Bagaimana mungkin 3 kawan Amora tak menduga Barra memiliki perasaan yang sama kepadanya jika saja kedekatan mereka yang sangat intim itu. Terlebih mereka belum memiliki status apa-apa, dan Barra memperlakukan Amora bak perempuannya, jelas tiga kawannya menduga jika Barra pun memiliki perasaan yang sama dengan Amora.

Amora menghela napas pendek sebelum mengikuti langkah Barra yang membawanya masuk ke dalam apartemen. Ini bukan pertama kalinya Amora berkunjung ke apartemen pria itu. Bisa dibilang cukup sering mengingat keduanya sedang melakukan pendekatan yang tak kunjung berstatus.

"Absen lagi? Janu ngabarin ke gue kalo lo langsung ke sini." Tembak Barra tepat sasaran. Pria itu mengulas senyum tipisnya sebelum menarik lengan Amora agar tak berdiri di ambang pintu apartemennya.

"Janji deh gue nggak bakal gitu lagi. Gue akan selalu ngabarin lo, Mor." Tutur Barra tanpa ragu sedikit pun yang membuat Amora menengadahㅡmenatap Barra lekat. 

Jantung Amora kian berdebar kencang setiap ia berdekatan dengan Barra, ia ingin selalu ada di samping pria itu, ia ingin tahu segala hal yang dilakukan pria itu ketika tak bersama dirinya.

Ia ingin...

"Kak, gue numpang mandi boleh? Badan gue lengket banget soalnya tadi banyak larinya." Barra tergelak sejenak sebelum menyentil dahi Amora pelan.

"Nggak ada yang nyuruh lo lari juga, Mor." Jawab Barra disertai kekehan yang melantun pelan dari mulutnya. Lantas pria itu mengangguk sebelum mengusak rambut Amora lembut.

"Mandi sana gih, ntar gue pinjemin kaos gue. Badan lo kecil begini terlampaui muat lah." Setelah berkata seperti itu, Barra melenggang ke arah kamarnya meninggalkan Amora yang masih tak henti-hentinya memegang dadanya.

"Anjir, Kak Barra. Gue deg-degan banget tiap ngobrol sama lo."

Sekitar 20 menit, Amora keluar dari kamar mandi dengan kaos putih oversize milik Barra. Apa yang dikatakan Barra memang benar, dirinya akan tenggelam memakai kaos milik pria itu. 

Amora melangkah ke arah sudut ruangan untuk mengusak rambutnya pelan. Tetesan air di rambutnya hampir saja mengenai lantai apartemen Barra jika saja dirinya tak sigap mengeringkan rambutnya yang masih basah itu. Kegiatan Amora yang sedang mengusak rambut, membuat perhatian Barra yang semula berpusat pada layar ponsel beralih penuh ke arahnya.

Barra meletakkan ponselnya ke atas meja, kemudian membawa langkahnya dengan pasti menuju Amora dan mengambil alih handuk yang berada di tangan Amora.

"Balik badan, Mor." Perintah Barra yang sudah mengambil ancang-ancang untuk membantu mengeringkan rambut Amora. Namun Amora tak kunjung nurut, malah dirinya mengerutkan keningnya bingung, "lo ngapain, kak?"

Bukannya menjawab,  Barra mencekal kedua bahu Amora kemudian membalikkan tubuh Amora agar membelakanginya. Menurut Barra, jika Amora balik badan seperti ini akan mempermudah dirinya mengeringkan rambut perempuan itu. Amora hanya mengangguk pelan sebagai respon ketika Barra dengan sabar dan telaten menjelaskan pada dirinya sembari tangan Barra yang tak berhenti bergerak dari rambutnya.

"Gue ngantuk, Mor." Rambut Amora telah sepenuhnya kering ketika Barra berucap demikian. Membuat Amora lagi-lagi dibuat bingung oleh pria itu.

"Yaudah, lo tidur aja, kak. Gue bisa pulang naik ojol kok."

Kantuk yang Barra rasakan tiba-tiba hilang dalam sekejap, "siapa yang nyuruh lo balik, Mor? Temenin gue tidur."

Jantung Amora berdetak sangat kencang, seakan lompat dari susunannya.

BARRA GENTLEWhere stories live. Discover now