[9] - When A Smile Fades

364 45 13
                                    

kget trnyata dah sminggu g update☹️
sbg gantinya tudei triple up. Tpi bertahap y sodara🙏

.
.

♡ -BARRA GENTLE- ♡

Dua hari setelah hari dimana Barra dan Amora resmi berpacaran, mereka memiliki janji untuk menghabiskan weekends bersama hingga hari senin menjemput. Hari ini hari jumat, dan Amora ada kelas hingga sore. Sedangkan Barra hanya ada kelas sampai siang. Amora tak begitu paham dengan jadwal kelas Barra yang terkesan berantakan. Kadang pria itu ada kelas, tapi beberapa menit kemudian dia sudah berada di sekre. Kadang lebih parahnya ada manggung mendadak. Kadang juga ada bimbingan jika pria itu semangat mengerjakannya skripsinya yang dimulai lebih awal itu.

Amora jelas tak tahu alasannya kenapa Barra sudah mengambil skripsi lebih dulu dibandingkan dengan teman-teman lainnya.

Sebelum itu, satu hari setelah Amora resmi dengan statusnya bersama Barra, ia memberitahukan itu kepada teman-temannya. Walaupun terlambat dan Amora tak langsung lapor, tapi setidaknya ia tak memberikan rentan waktu selama itu. Kamis malamnya, Amora segera mengajak 3 kawannya untuk bermain di kosan miliknya.


Flashback on

"Udah gue duga anjir. Kak Barra minta lo standby di sisinya aja kelihatan banget nggak mau ngelepas lo."

"Naksir emang Jay kalo gitu."

"Nembaknya gimana, Mor?"

3 respon berbeda dari Jayline, Kaina, dan Nadine membuat Amora ingin memeluk 3 kawannya itu. Mereka benar-benar antusias dengan perubahan status pada Amora. Dan Amora senang dengan itu. Amora merasa ia disayangi oleh teman-temannya.

"Seriusan kan kalian nggak bakal gimana-gimana sama gue?"

"Elah santai, Mor. Kita kan bestie for evah."

"Inget nggak kata gue? Kita tuh sodara. Nggak usah ngerasa nggak enak, Mor. Ya meskipun kita baru kenal nggak ada setahun tapi bentar lagi setahun kok."

Jayline mendapat gebukan dari Nadine, "monyet. Emang lo akhir-akhir ini rada nggak waras gitu ye? Coba sini kalo lo so frustrated sama keuangan lo, lemme in to be your bank. Uang lo buat gue aja, Jay."

Amora dan Kaina tak dapat menahan tawanya sebelum ia benar-benar menceritakan kejadiannya.

"Gue ditembak di apartemen dia. Waktu itu kan Janu bilang di kantin, ada lo pada juga kan kalo bokap Kak Barra masuk rs. Pulangnya gue diajak mampir ke apartnya, terus cuddle dikit."

"Wanjay gurinjay! Surabaya keras borrr."

"Terus? Bablas?"

Amora mengetuk-ngetukkan jarinya dan lantai berulang kali, "amit-amit anjir. Kak Barra nggak begitu. I trust him so much. Cuddle doang abis itu dia tidur. Bangun-bangun ngajak pacaran. Yaudah kan, gue terima."

"Buset mulus banget ini mah."

"Terus respon Kak Barra gimana pas lo nerima dia?"

"No words, just action. We've kissed."

Kaina tergelak di lantai dengan terlentang disertai tawanya yang menggelegar di seluruh ruang kosan Amora.

"Gitu kata lo i trust him i trust him. Buktinya baru diterima langsung nyosor. Hahah anjing dah."

"Pedro dulu mana berani gitu ya, Mor. Gila sih ini Kak Barra. Lo harus restock kewarasan tiap hari kayaknya."

Flashback off


BARRA GENTLEWhere stories live. Discover now