The Lady of this House

71 11 0
                                    

Leonard tidak bohong. Satu kata yang paling menggambarkan Errenfield adalah hutan.

Vivianne menurunkan jendela dan menghirup napas dalam sebelum mobil membawanya masuk ke dalam wilayah pribadi Eisenwood.

Jarak antara batas luar hutan dan mansion utama Errenfield cukup jauh. Mobil yang membawa Eisenwood melaju cepat dan tak lama tiba di satu-satunya bangunan tinggal di Errenfield.

Vivianne begitu cerah saat tiba di Errenfield. Senyumnya begitu lebar seakan wanita yang kemarin murung tak pernah ada.

Leonard mengikuti Vivianne yang langsung mengelilingi mansion. Wanita itu tak terlihat lelah meski perjalanan dari Auritz ke Balmane memakan setengah hari.

Vivianne banyak bertanya dan Leonard menjawabnya. Pria itu membawa Vivianne mengelilingi setengah rumahnya sebelum seseorang datang dan meminta perhatiannya.

“Aku harus pergi. Kalau kamu masih mau berkeliling, kamu bisa minta pelayan untuk menemanimu.” Leonard tak langsung pergi meski Vivianne sudah menganggukkan kepalanya.

Wanita itu masih mengenakan baju bepergian dan topinya yang lebar. Leonard mengambil beberapa langkah mundur, memperhatikan sosok Vivianne dengan latar belakang kediamannya.

Leonard tersenyum miring karena pemandangannya terlihat janggal. “Sampai jumpa nanti malam,” ucapnya sebelum benar-benar pergi.

Vivianne tak beranjak sampai Leonard berlalu di ujung lorong. Ia sudah mengelilingi seluruh lantai satu dan sebagian lantai dua, termasuk ruang kerja Leonard. Mereka baru saja keluar dari ruangan yang akan jadi ruangan aktivitas pribadi duchess ketika pria itu harus pergi.

“Nak? Apa Leonard meninggalkan kamu sendiri?” Noelle bertanya tentang keberadaan Vivianne dan menghampirinya di wilayah kerja. Menantunya tersenyum, “sepertinya dia ada urusan mendadak.”

“Ini memang kali pertama kami menetap di ibu kota untuk waktu yang lama, jadi banyak urusan yang harus ditunda. Ibu harap kamu maklum.” Noelle mengusap punggung Vivianne dan tersenyum. “Mari, biar ibu yang menemanimu selanjutnya.”

Vivianne tak enak, tapi dia juga tak bisa menolak bantuan Noelle ketika wanita itu sangat antusias ingin mengajaknya berkeliling. Tak seperti Leonard, Noelle menjelaskan setiap sudut kediaman keluarganya tanpa ditanya.

Vivianne bisa melihat dengan jelas kalau ibu mertuanya begitu bangga dengan Errenfield.

“Jadi bagaimana? Apa kamu suka dengan rumah barumu?” Pertanyaan Noelle membuat Vivianne menoleh dengan cepat menatap wanita itu. Apa aku terlalu banyak bicara? Noelle sangat peduli dengan pendapat Vivianne.

Saat ini, Vivianne terlihat tak berminat dengan penjelasannya. Noelle memaksakan diri untuk tersenyum meski suasana hatinya tak secerah tadi. Apa dia mengabaikan penjelasanku selama ini? Noelle cemas karena Vivianne tak kunjung menjawabnya.

Dugaan Noelle dipatahkan saat Vivianne menjawabnya. “Aku sangat menyukainya. Pembagian areanya sangat efektif, terutama wilayah bekerja dan kamar tinggal. Mansion ini luas dan sudah seharusnya setiap sudut berfungsi baik. Aku akan melanjutkan pengaturan ini.”

Vivianne tak melewatkan satu pun penjelasan Noelle, meski wajahnya tak terlihat seperti wanita itu senang mendengarkan Noelle.

Pandangan Vivianne melihat jauh dari apa yang Noelle pamerkan. Tentu, wanita yang hampir jadi kaisara tidak akan berhenti hanya pada lapisan teratas dari keindahan yang dapat dilihat mata.

Noelle meneguk ludahnya kasar setelah ingat akan status Vivianne.

Tujuan terakhir adalah kamar duchess. Kamar kebanggaan setiap wanita yang menikahi pewaris Eisenwood. Andrea dan Noelle pernah menempati kamar itu dan sekarang kamar itu adalah milik Vivianne.

Graceful DisgracesWhere stories live. Discover now