Sanctuary

58 11 1
                                    

Vivianne terbangun saat fajar hampir tiba, tapi ia tak bisa ke mana-mana. Geraknya tertahan oleh pelukan Leonard yang mengerat di tubuhnya. “Lepaskan aku. Aku mau bangun.” Leonard baru melepaskannya saat mendengar suara Vivianne.

Ya, Vivianne kembali berbagi kamar dengan Leonard. Entah kenapa, setiap malam ia masuk ke kamar itu dan tidak akan keluar lagi untuk tidur di kamarnya sendiri.

Wanita itu turun dari ranjang dan membuka tirai. Walaupun langit belum terlalu terang, Vivianne bisa melihat warna alam yang mulai menguning. Musim panas akan segera pergi, dan Vivianne tersenyum karena waktu yang berlalu.

Vivianne masih ingat, apa yang dilakukannya tahun lalu di saat yang sama. Di musim gugur yang lalu, ia menantikan pernikahannya dengan Leonard. Vivianne menantikan hari itu dengan perasaan bahagia.

Leonard Eisenwood hanyalah salah satu nama yang ayahnya bawa saat Vivianne meminta untuk menikah dengan pria asing.

Vivianne ingat, betapa terkejutnya sang ayah saat ia memilih Leonard. Pria itu tak masuk ke dalam daftar yang terbaik yang ayahnya buat. Ia juga berdebat dengan Viktor yang dengan keras menentang pilihannya.

Vivianne keluar sebagai pemenangnya saat Fidell mendukungnya. Ayahnya sudah terlanjur berjanji untuk mengabulkan semua keinginan Vivianne, asalkan aku tetap hidup.

Wanita itu tersenyum karena mengingat usaha ayahnya untuk mewujudkan pernikahan impian Vivianne. Fidell rela menebalkan kulit wajahnya saat menyusun pengaturan pernikahan yang aneh, semua agar Vivianne dan Leonard bisa bersatu.

“Kenapa kamu tersenyum begitu?”

“Tidak boleh?”

“Sekarang aku paham maksud Brahm saat dia bilang kejangmu sangat mungkin merusak otak.” Leonard bahkan tak membuka matanya penuh saat mencela Vivianne.

Vivianne kembali ke atas tempat tidur dan mendekati Leonard. Ia mengabaikan suasana hati Leonard yang agak masam dengan menciumi wajah suaminya.

Berbagi kamar dengan Leonard membuat Vivianne merasa kembali ke awal pernikahan mereka. Saat di mana pria itu terus menyentuhnya untuk terbiasa dengan satu sama lain. Dan aku tak pernah menolak, melayani Leonard di atas ranjang tidak sepenuhnya terasa seperti kewajiban.

Aku menyukai- tidak... aku terlalu menyukainya. Wajah Vivianne panas saat memikirkan hal-hal tak senonoh sendirian. Ia kembali memeluk Leonard, menyembunyikan isi kepalanya yang kotor di dada suaminya.

Berbagi kamar dengan Leonard membuat Vivianne kembali ke dalam jangkauan pria itu. Leonard tak membutuhkan banyak waktu untuk membuat Vivianne terengah di bawahnya, dipeluknya.

Pagi di kamar duke dimulai seperti itu dan akan begitu sampai matahari cukup terang. Sampai suara burung di hutan terdengar lantang, memaksa semua orang di mansion utama Errenfield untuk segera memulai hari.

Untuk Leonard dan Vivianne, itu adalah tanda untuk mereka mengakhiri pagi yang panas.

____________________

“Kulihat kamu semakin jarang keluar rumah,” tanya Vivianne keheranan. Vivianne sudah membersihkan tubuhnya di kamar duchess. Ia kembali ke kamar duke untuk mengambil sesuatu, namun Leonard yang memakai baju santai membuatnya bertanya-tanya.

“Belakangan ini, aku menyadari betapa mudahnya hidupku saat para pekerjaku yang keluar dan aku diam di rumah.” Leonard terlihat puas dengan pengaturan kerjanya yang baru.

Leonard menunjuk empat orang tambahan untuk jadi wakilnya selama ia menjaga Vivianne yang sakit, jadi hanya urusan yang paling penting saja yang membuatnya keluar dari rumah.

Graceful DisgracesWhere stories live. Discover now