29. || JAYDEN OR RAYDEN ||

2.8K 147 104
                                    


Hm, kalau tembus 100vote, 100komen
Aku bakal publish part selanjutnya lebih cepat:)
Bisa yukk!!

Happy reading ~

Di dalam ruangan OSIS, kini seseorang Sedang melamun sendirian. Ia tidak ke kantin seperti murid-murid lain. Nafsu makannya hilang setiap kali ia mengingat perkataan mama nya semalam. Ia tidak menyangka bahwa orang yang selama ini ia sukai dalam diam,  ternyata menyimpan rahasia besar dari semua orang.

Semalam, ketika mama nya sedang memeriksa berkas-berkas para pasiennya, ia tidak sengaja melihat satu berkas yang di mana di sana tertulis nama seseorang yang tidak asing baginya.

"Jayden Kalandra AlRobert?" Ucapnya menggapai berkas itu.

Ia ingin membaca kalimat selanjutnya, namun sang mama lebih dulu merebut kembali berkas itu dari tangannya.

"Jangan sembarangan membaca berkas-berkas mama. Sayang!" Ucap sang mama lembut namun terdengar tegas.

"Jayden. Dia sakit apa?" Tanya Mila langsung.

Yaa, dia adalah mila- wakil ketua OSIS, dan sang mama adalah dokter Laura.

"Ma!! Jawab Mila!!" Ucap Mila lagi, cewek itu kesal bercampur  dengan rasa khawatir melihat sang mama yang menghela nafas berat seraya memijit keningnya.

Mila bisa melihat sang mama yang terlihat sangat lelah.

"Duduk, mama akan ceritakan. Tapi,  mama minta kamu harus rahasiakan ini dari semua orang. Bisa?"

Mila mengangguk setelah mendudukkan bokongnya tepat di hadapan sang mama.

Dokter Laura pun mulai menceritakan tentang penyakit apa yang cowok itu alami. Hanya itu, dokter Laura sama sekali tidak menceritakan tentang keluarga Jayden.

Meskipun sang mama telah menjadi dokter kepercayaan keluarga Jayden. Mila sama sekali tidak mengetahui seluk beluk keluarga cowok itu. Termasuk Jayden yang memiliki kembaran.

Setelah mendengar penjelasan sang mama, Mila memutuskan kembali ke kamarnya dengan perasaan sedih dan khawatir. Ia tidak mau jika terjadi sesuatu dengan cowok itu.

Ia melihat jam di layar ponselnya. Sudah larut malam, meskipun merasa tidak sopan ia tetap mengirimkan pesan  menanyakan kabar Jayden. Tidak butuh waktu lama ia mendapatkan balasan pesan dari cowok itu. Walaupun terkesan singkat ia tetap merasa bahagia.

Ia akan berusaha selalu ada untuk cowok itu, ia akan melakukan apa pun untuk Jayden. Dan ia akan menyingkirkan orang orang yang menghalagi kebahagiaannya. Mila berjanji akan hal itu.

Ceklek...

"Ngelamun aja, mil" ujar eka menghampiri mila. Setelah cewek itu menutup kembali pintu ruangan tersebut.

Suara eka berhasil menyadarkan Mila dari lamunannya, ia hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan eka, seraya menggeser sedikit duduknya untuk eka duduki.

"Ngelamunin apa sih?" Tanyanya lagi di akhiri kekehan pelan.

"Gak, lagi kepikiran aja soalnya pertandingan basket." Ucap Mila sedikit berbohong.

"Ehh? Iya! Kurang berapa hari lagi kan ya? Hmm, kira-kira sekolah kita bisa menang gak ya?" Tanya eka.

Mila hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia juga tidak tau. Jika sekarang ia tidak mengetahui kondisi Jayden. Mungkin ia akan dengan bangga mengatakan bahwa sekolah mereka akan menang.

"Gue yakin sih, pak ketua dan yang lain pasti bisa!! Sekolah kita pasti menang" Ucap eka semangat.

"iya" meskipun tidak yakin, Mila tetap mengiyakan ucapan eka, dan berharap jika Jayden bisa memenangkan pertandingan itu.

2 AYDEN [✓]Where stories live. Discover now