Twenty

825 83 12
                                    

Selesai bekerja, Kavita mendapatkan pesan dari Reno agar ia menunggu pria itu. Reno sepertinya mendapat perintah dari atasannya untuk mengantar dirinya yang hari ini berencana datang ke kediaman Edzard untuk mengambil barang-barangnya dan sang ayah.

Sekarang, ia sedang dalam perjalanan menuju kediaman yang selama ini ditempatinya sejak kecil. Dan seberkas rasa was-was membuat Kavita menghela napas. Ia teringat bagaimana reaksi sang nyonya saat dirinya mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Tuan Eric. Kavita ingat betul bagaimana seorang Nathania menyalahkan sang ayah atas peristiwa naas yang terjadi. Dan hal itu tanpa sadar membuat dadanya memberat.

"Kemarin saya menaruh pil KB di nakas kamar kamu. Apa sudah kamu minum?" lamunan Kavita pun terpecah saat mendapati pertanyaan dari Reno yang tiba-tiba itu. Kavita menghembuskan napas pelan sebelum kemudian mengangguk dengan rona merah di pipi akibat rasa malu saat menyadari bahwa Reno tahu. Memorinya kini memutar kejadian semalam saat dirinya baru menghempaskan diri di atas ranjang setelah satu jam lebih membersihkan dirinya. Matanya yang sudah berat tanpa sengaja menatap ke arah nakas karena mendapati sebuah benda di atas sana.

Kavita langsung meraih benda itu dan membacanya. Kedua matanya membelalak saat membaca nama obat yang tengah dipegangnya. Tubuh Kavita yang semula lemas langsung bergerak cepat meminum pil pencegah kehamilan tersebut. Karena ingatannya yang samar masih mengingat kalau Zane begitu santai menyemburkan benihnya di dalam tubuhnya.

Tidak. Ia tidak boleh hamil. Ia tidak sudi mengandung anak dari monster gila seperti Zane. Melakukan hubungan seksual dengan pria itu adalah batas maksimal yang Kavita tetapkan. Jangan sampai ia terjebak untuk hidup bersama Zane karena ia mengandung anaknya.

Lagi pula, apakah kalau sampai ia hamil, monster itu akan menerimanya? Ataukah jangan-jangan, Zane akan menyuruh untuk menggugurkan calon anaknya?

Kavita tanpa sadar menyentuh perutnya dengan intensi melindungi. Cukup ia saja yang menderita. Jangan sampai ada makhluk lain yang ikut merasakan kegilaan seorang Zane Ocean.

"Kalau pilmu sudah habis, saya akan antar ke rumah sakit untuk suntik KB. Lebih efisien karena kamu hanya harus melakukannya satu bulan sekali." ujar Reno lagi yang kembali menarik Kavita dalam lamunannya yang kedua. Kavita pun menganggukan kepalanya mengerti. "Baik, Pak."

"Malam ini kamu tidak perlu menginap di rumah Pak Zane. Beliau sedang menghadiri acara amal bersama Bu Zarina." informasi dari Reno langsung memunculkan seberkas senyum pahit di bibir Kavita. Bagaimana tidak? Ia serasa diingatkan kembali bahwa dirinya hanyalah seorang simpanan. Karena hanya sesosok Zarinalah yang selalu akan menjadi pendamping resmi seorang Zane Ocean. Hanya Zarina Dionne seorang lah yang diketahui oleh khalayak umum sebagai pasangan Zane. Bukan dirinya yang harus selalu berada di bawah bayang-bayang gelap.

Tak berapa lama kemudian, mobil yang dikendarai Reno akhirnya tiba di kediaman Edzard. Pria itu sengaja memakirkan mobil di pinggir jalan agar anggota keluarga Zane tidak curiga akan kehadirannya.

"Saya akan cepat, Pak Reno. Sekali lagi terima kasih karena sudah mengantar saya." ucap Kavita sembari melepaskan seatbeltnya.

"Tidak perlu cepat-cepat, Kavita. Selesaikan seselesainya karena mengantarmu adalah perintah dari Pak Zane yang itu berarti saya dibayar untuk ini. Jangan merasa terbebani."

=====

Acara berpamitan Kavita diiringi tangis para pegawai kediaman Edzard. Semuanya melihat bagaimana seorang anak kecil bernama Kavita perlahan-lahan tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa seperti sekarang. Ah, waktu benar-benar cepat berlalu ya.

"Pokoknya kalo sampe kita ketemu di jalan, jangan sombong ya, nduk." ucap Bi Ratna dengan suara tersendat akibat tangis. Kavita mengusap air matanya sembari mengangguk. "Bi Ratna dan yang lain pokoknya harus main ke rumahku dan Bapak. Bapak pasti senang sekali kalo ditemani sama kalian."

Something UnfinishedWhere stories live. Discover now