Fifteen

600 77 9
                                    

Sebelah alis Zarina terangkat saat baru saja mendapatkan kabar dari informannya bahwa Kavita - anak sopir kelurga Zane yang juga bekerja di perusahaan tunangannya itu, baru saja tiba di Singapura. Itu berarti perempuan itu akan bertemu dengan Zane dan akan bersama dengan sang tunangan entah untuk berapa lama.

Pandangan Zarina nampak menerawang dengan pikiran yang melanglang buana, memikirkan berbagai macam spekulasi. Apakah Zane memang memanggil Kavita untuk keperluan pekerjaan? Ataukah karena sesuatu yang lain?

Sebagai seorang perempuan, Zarina dapat menciumnya. Mencium sesuatu yang tak beres saat mendapati interaksi Zane dengan Kavita di dapur kala itu.

Kavita adalah gadis yang cantik. Dan laki-laki adalah makhluk yang sangat suka dengan keindahan. Zane Ocean ternyata bukan pengecualian.

Kedua tangan Zarina kini saling tertaut. Dengan pandangan menerawang, perlahan seringainya muncul perlahan menghias wajah cantiknya.

Sialan sekali. Apa Zane sedang merendahkannya? Bisa-bisanya pria itu menyandingkannya dengan sesosok yang tak ada apa-apanya seperti Kavita.

Zarina pikir, nanti ketika Zane akhirnya memiliki perempuan lain, perempuan itu adalah seseorang yang berada di lingkaran sama dengannya. Seorang perempuan yang meski tidak sehebat dirinya, tapi paling tidak masih ada di tempat yang sama.

Lalu apa ini? Anak sopir?

Zarina tertawa dengan penuh sarkas. Ternyata sesosok sempurna seperti Zane Ocean juga hanyalah seorang pria biasa.

Yah, tidakpapa. Paling tidak, Zarina bisa memastikan bahwa posisinya sebagai calon Nyonya Edzard tidak akan terganggu dengan kehadiran seorang perempuan rendahan seperti Kavita. Mungkin, kapan-kapan ia harus menyapa perempuan itu untuk sekedar mengingatkan bahwa dia harus ingat dimana posisinya.

=====

Seringai Zane perlahan terbit dan membuat wajah tampannya terhias jejak menakutkan. "Bagaimana kalau begini, aku akan mengijinkanmu menikah dengan Rendra. Dengan begitu, akan lebih seru bukan?"

"Semuanya akan lebih seru dan mendebarkan bukan?"

Zane tersenyum puas saat mendapati ekspresi di wajah Kavita. "Kau pikir, kalau kau menikah maka kau bisa lepas dariku begitu saja, Kavita?"

Zane terkekeh pelan. "Aku bukanlah orang baik, Kavita. Aku sangat totalitas saat menjalankan peranku sebagai orang jahat."

"Jadi, apa keputusanmu?"

"Apa Anda bodoh, Tuan? Kenapa Anda tidak juga mengerti? Meski Anda menggagalkan pernikahan saya dengan Rendra, saya juga tidak akan pernah memilih Anda." desis Kavita yang membuat tatapan Zane terhias percik amarah. Tangan pria itu semakin menekan kepala Kavita. "Kenapa? Aku bisa memberikanmu banyak hal dengan apa yang aku miliki, Kavita."

"Aku bahkan bisa memetikan bintang untukmu kalau kau memintanya. Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuatmu menyerahkan diri secara sukarela, hm?" Kavita sama sekali tidak menyangka menemukan percik kefrustasian bercampur putus asa di kedua mata seseorang yang begitu berkuasa seperti Zane.

Kavita menelan ludah untuk menghilangkan rasa tercekat di tenggorokannya. "Anda tidak perlu melakukan apa-apa, Tuan. Karena meski Anda bisa memetikan bintang untuk saya, saya tidak akan pernah mau menyerahkan diri secara suka rela kepada Anda."

Zane terdiam sesaat sebelum menghembuskan napas, mencoba mengubur dalam-dalam keinginannya untuk memiliki Kavita sekarang juga. Tidak, ia tidak boleh melakukannya. Ia harus menunggu sampai Kavita menyerahkan diri dengan dirinya yang tidak perlu berperan sebagai orang jahat.

Something UnfinishedWhere stories live. Discover now