Chapter 6 - Titip Salam (2)

8 1 0
                                    

Aku membonceng Salam dengan motor ke McD yang tidak jauh dari kampus. Bahagianya bukan main, dia sibuk menunjuk-nunjuk gambar paket nasi ayam. Bahkan, dia minta dibelikan satu set Happy Meal yang ada hadiahnya. Yang benar saja!

"Salam, uang Kak Jav kurang, nih. Beli es krim aja, ya," bujukku sambil menunjukkan selembar uang dua puluh ribuan.

Anak kecil itu pura-pura memasang tampang lemas.

"Besok-besok kalau Ibu pergi, minta uang jajan, nanti Kak Jav antar ke sini lagi, deh," bisikku mengajarkan sesuatu yang buruk pada Salam agar meminta uang ke ibunya. Ya, bagaimana lagi. aku saja masih minta ke Mama.

"Oke, deh!" teriaknya ceria.

Ha-ha-ha. Aku berhasil melakukan brainwashing pada Salam.

Sambil menunggu es krim selesai dibuat, Salam berlarian ke sana-ke mari sambil merentangkan kedua tangannya. Aku menegurnya sekali, tapi tidak didengarkan. Kupanggil nama Salam lagi, tetap tidak diperhatikan, Dia seolah masuk ke dunianya dan tidak mendengar suaraku.

Brukk!

"Ya ampun ...." pekik seorang perempuan yang blouse putihnya kini menjadi warna cokelat di bagian bawah. Float ice-nya tumpah ke lantai.

Salam juga terkejut, tangannya tidak sengaja mengenai perempuan itu. Semua orang melihat ke arah kami yang berada di tengah-tengah toko.

"Duh, sorry, Mbak. Maaf, ya, adik saya enggak sengaja. Saya ganti, ya, float-nya." Aku buru-buru mendekat. Salam sudah memepetkan tubuhnya di kakiku. Dia pasti ketakutan.

"Gimana, sih. Makanya, adik lo, tuh, dijaga, dong! Gue enggak peduli lo ganti float-nya atau enggak, tapi baju gue gimana, nih! Gue, kan, mau belajar!"

Aku juga bingung. Aku celingukan, berharap menemukan solusi agar perempuan yang aku tebak dia pasti juga masih mahasiswa ini tidak marah-marah lagi.

"Pakai ini aja," ucap seseorang sambil menyodorkan jaket varsity hitam ke perempuan di depanku.

Aku sontak menoleh. Ryo berdiri di sampingku masih sambil memegang jaketnya.

"E-eh? Enggak usah," tolak perempuan itu.

Keningku mengerut. Lah, tadi ngamuk-ngamuk? Sekarang malah nolak. Caper doang, nih, cewek! batinku.

"Udah, pake aja." Ryo memaksa.

"A-aku balikinnya ke kamu gimana?"

Sialan, tadi aja ngomong pakai lo-gue, sekarang tiba-tiba pakai aku-kamu! geramku dalam hati.

"Oh, enggak usah. Enggak apa-apa," jawab Ryo santai.

Aku mendelik ke arah laki-laki bego di sampingku. Jaket lo harganya jutaan, Dodoool! Lagi-lagi aku cuma bicara di dalam hati.

"Jangan! Kamu jurusan apa? Mahasiswa Universitas S, kan?"

Ryo diam sejenak. "Iya. Gue Ryo, Elektro 2021."

"Aku Lauren, Arsitektur 2021. Secepatnya aku kembalikan ke kamu, thanks, ya!" Kemudian perempuan yang ternyata seangkatan denganku itu berlalu dengan senyum yang luar biasa lebar.

Aku berdecak. "Kalau sama cowok aja, baiknya kebangetan!"

"Kak Jav, es krim ...." Salam menarik ujung bajuku.

Oh, iya! Aku segera menuju counter karena Salam sudah ingat dengan es krimnya lagi.

Setelah Salam berhenti membuat keributan dan sedang asyik memainkan lidah di permukaan cone, aku baru mengucap terima kasih ke Ryo.

Titip SalamWhere stories live. Discover now