29 - Half Magic

0 0 0
                                    

Di lantai dasar, setelah mengambil sebuah botol kaca yang berisikan ikan kecil pemberian dari liora kala itu dari kamarnya, ia bergegas menuju pintu keluar utama, tiba tiba Nakula berhenti ketika melihat para penjaga dan pelayan istana berlalu-lalang di sekitar pintu keluar utama.

Ia berputar haluan mencoba mencari jalan lain. Namun, setelah sampai di sampai di pintu belakang istana, namun situasinya tidak jauh berbeda. Para prajurit penjaga berdiri menjaga ketat keamanan pintu keluar masuk istana, baik di bagian depan maupun belakang.

"Hahh~ aku harus bagaimana? Kedua pintu menuju jalan keluar banyak penjaganya. Bagaimana jika ibunda telah memberitahukan pada ayahanda? Mungkin aku akan kembali dikurung atau di hukum lagi. Tidak... tidak boleh, tapi... aku juga tidak mungkin kan lewat atas? Aku masih belajar untuk terbang," gumam Nakula, mulai gelisah.

"Hm... jika aku membuat ayahanda marah, bagaimana ya? Apakah dia akan mengizinkan aku untuk pergi?" Gumamnya lagi.

Tiba-tiba, seorang pelayan perempuan datang dan memberikan hormat. "Maaf, sedang apa pangeran berada di sini? Apakah ada yang dapat saya bantu?" tanya pelayan tersebut.

Nakula tersentak menyadari keberadaan pelayan itu di tengah kebingungan dan gelisah di dalam pikirannya, ia berbalik merasakan gugup.

"A-aku... hanya ingin keluar, apa boleh?"

Sang pelayan mengernyit heran. "Maaf, bukankah pangeran biasanya pergi ke taman dengan leluasa?"

Nakula, yang sedari tadi gugup, hanya tersenyum kikuk. "Mari, biar saya antarkan?"

Kesempatan emas bagi Nakula, ia berencana keluar dari dalam istana dan mencari pintu gerbang yang akan membawanya kedalam kebebasan, lantas ia mengikuti langkah sang pelayan istana yang tidak mencurigai apa-apa.

Sesampainya di taman seperti biasanya, Nakula kembali membuka suara. "Eum... apakah benar darah suci itu berharga?"

Mendengar pertanyaan itu, sang pelayan tidak habis pikir. Ia sendiri tidak terlalu mengetahui secara detail, hanya vampir yang beruntunglah yang bisa mendapatkannya setelah bersaing dengan pemimpin yang kuat, namun ia juga mengetahui jika saat ini sang pangeran sendiri mempunyai sebagian kecil atau beberapa persen darah suci yang dimaksud.

"Maaf, Pangeran, tapi... aku sendiri hanya mengetahui bahwa vampir yang mendapatkan pemilik darah suci dan meminumnya maka hidupnya akan abadi. Juga, darah suci bisa menyembuhkan luka dengan cepat." Jawab sang pelayan, ia juga menahan diri untuk tidak bertindak gegabah karena sedari tadi mencium aroma yang sangat menggodanya untuk segera memangsa.

"Apa di zaman sekarang masih ada?" Tanya Nakula yang masih penasaran, sang pelayan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apa... manusia itu mempunyai ciri cirinya? Maksudnya pemilik darah suci memiliki ciri ciri khusus?" Tanya Nakula lagi.

Sang pelayan mengangguk patah patah.
"Aroma darah suci akan tercium harum meskipun tidak terluka, dan akan semakin pekat ketika dirinya terluka, sangat berbahaya jika pemilik darah tersebut berkeliaran di luar sendirian tanpa pengawasan penjaganya."

Nakula mengangguk paham, tanpa sadar mata sang pelayan mulai berkilatan merah sedari tadi. "Apakah tidak ada vampir yang berminat untuk mencarinya?" Tanya Nakula lagi.

"Termasuk tuan raja, para pemimpin vampir serta ras lainnya sedang mencari keberadaan pemilik darah tersebut sampai kini. Namun, setelah diketahui penjaganya adalah bangsa serigala, para vampir berpikir dua kali untuk mendapatkannya dengan cara yang baik agar tidak terjadi peperangan yang dapat memusnahkan kedua pihak, memang karena darah suci tersebut berada di dalam wilayah bangsa serigala," jelas sang pelayan wanita.

Bayangan Kegelapan Where stories live. Discover now