24 - Dark Mystery

2 0 0
                                    

Setelah dibawa oleh Gagak ke tempat tinggalnya, Nakula merasa sedikit kewalahan dengan suasana goa yang mengerikan dan gelap di sekitarnya. Cahaya-cahaya lilin memberikan sedikit penyinaran di tempat tinggal Gagak, serigala hitam yang ditakuti oleh banyak ras. Meskipun masih merasa takut dan merasa belum percaya terhadap manusia tersebut, Nakula merasa bahwa dia akan aman di samping manusia serigala tersebut.

Gagak, dengan kewaspadaan yang tinggi, merasakan kehadiran seseorang yang mencurigakan seperti mencoba mencelakai Nakula sejak mereka berada di istana vampir. Dia tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan Nakula lepas dari pengawasnya sekarang ini, perlindungan sang pangeran adalah prioritas utamanya.

Nakula hanya membiarkan Gagak melakukan proses penetralisasi pada dirinya, dia merasa lemah dengan sakit yang terus menerus menghantam kepalanya dan seluruh tubuhnya. Dia tidak sepenuhnya mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tetapi yang dia ingat adalah keinginannya untuk bermain seperti biasa di taman.

Gagak mendekati Nakula dengan hati hati, berusaha menjelaskan situasi dengan lembut. "Nakula, aku tahu ini semua terasa membingungkan bagimu, tapi percayalah padaku, aku di sini untuk membantumu. Aku akan membantu menghilangkan kekuatan yang menguasai pikiranmu dan membawa kamu kembali pada dirimu yang sebenarnya."

Nakula menatap Gagak dengan mata yang penuh kelelahan dan ketidakpastian. "Memangnya apa yang terjadi padaku? Aku rasa tadi hanya ingin pergi ke taman, tapi mengapa aku merasakan sakit seperti ini?"

Gagak memberikan senyuman penuh kehangatan, meskipun ada lelah harus menjelaskannya berkali kali, gagak menghembuskan nafas panjang.

"Baiklah pangeran kecil, biar aku jelaskan kembali, ada kekuatan negatif yang mengendalikan diri mu. Kekuatan itu membuatmu tidak stabil dan menyebabkan sakit yang kamu rasakan, bagaimana apakah sudah paham sekarang?"

Nakula mengangguk, "Tidak"

Gagak sangat ingin menerkam dan mencincang pemuda yang sedang menatapnya polos detik itu juga, tangannya memijat pangkal hidung, rasa pening terasa karena menahan emosinya.

Nakula menatap penuh kepercayaan pada Gagak. "Aku percaya padamu, dan baiklah, aku hanya menguji kesabaranmu secara tidak sengaja, jangan memakan ku. Sekarang tolong bantu aku."

Mendengar ucapan Nakula membuat nafasnya berhenti sejenak, ia sangat ingin mencabik cabik wajah orang yang ada dihadapannya jika ia tidak ingat jika orang tersebut merupakan anak dari sabahatnya.

"Anak dan ayah sama saja memiliki gurauan diluar nalar, sudahlah sebaiknya menghadap sana, melihat raut wajah polosmu aku jadi ingin mencabik cabik tubuhmu dengan cara sadis saat ini, ingatkan aku jika kamu anak dari Erlangga!" Gagak mulai mengangkat tangannya dan mencengkram udara membuat Nakula tertawa kecil, merasa lucu dengan sikap pria tersebut.

"Paman sangat lucu, sangking lucunya paman bisa membuat yang gemas ini terbunuh ditempat," ucap Nakula dengan sarkas.

Gagak menatap jengah pada Nakula yang sudah memunggunginya, setelah memejamkan matanya sesaat, gagak memulai proses penyembuhan dan penetralisasi pada Nakula.

Cahaya lembut memancar dari tangan Gagak, mengelilingi Nakula, dan memberikan rasa tenang yang perlahan merasuki tubuhnya. Suasana di goa tersebut bertambah misterius dan gelap, hanya cahaya lilin yang memberikan sedikit pencahayaan.

*****

Hari bergulir di tempat tinggal Gagak, sang serigala hitam. Sementara itu, penguntit yang merupakan penjaga yang ditugaskan untuk menjaga Pangeran Nakula sebelumnya, bekerja sama dengan Lionel, merencanakan serangan mereka selanjutnya. Mereka menyusun rencana untuk melancarkan serangan saat Gagak lengah.

Bayangan Kegelapan Where stories live. Discover now