28 - Nakula

0 0 0
                                    

Suara riuh rendah para siswa dan siswi mengisi seluruh gedung sekolah, menciptakan suasana yang hidup dan penuh semangat. Meskipun gedung sekolah terlihat biasa-biasa saja, namun ada nuansa misterius yang terasa di lorong yang masih sedikit gelap karena mentari pagi belum sepenuhnya terbit.

Di tengah keramaian itu, terdengar gelak tawa yang riang. Seorang siswi dengan jepitan berbentuk mahkota di samping kepalanya berjalan menuju kelas dengan penuh kegembiraan. Namun, ia terkejut saat melihat kejadian yang tak terduga kembali dan langsung merekamnya dengan cepat dari balik pintu kelas sebelum kembali ke luar. Kini ia memiliki kesempatan setelah beberapa kali terlambat untuk mencari bukti.

"Sudah cukup, cukup!" ucap satu siswi yang menjadi yang terdepan berusaha menghentikan kegaduhan yang dimulai mereka.

"Kalau berlaku disini, harusnya di hukum pidana sih,"

"Ahahahaha," tawa beberapa siswa siswi yang menyaksikan kejadian tersebut terus bergema.

"Duh, maaf ya. Sengaja gak sengaja. Sekarang, ambil kacamatanya yang jatuh itu," kata salah satu siswa sambil menunjuk ke arah kaca mata yang tergeletak dengan satu kaca yang sudah retak.

Sementara itu, seorang pemuda dengan luka yang menghiasi wajah pucatnya tersebut langsung meringis seketika merasakan sakit ketika punggung tangannya sengaja diinjak oleh salah satu siswa.

Dari balik telapak sepatunya, terlihat aura kekuatan mengalir keluar. Meskipun merasa kesakitan, pemuda tersebut tetap menahannya.

"Sakit, ya? Rasanya cukup untuk menjadi pelajaran bagi vampir yang berani membunuh manusia. Selamat belajar, vampir aneh... ayo, pergi!" Ucap pemuda tinggi itu sambil meninggalkan kelas X bersama teman-temannya.

Nakula, siswa yang menjadi korban, memegangi tangannya yang terasa linu. Kekuatan vampir yang termasuk dalam golongan hitam tidak main-main dalam tindakannya. Nakula merasa bahwa kejadian ini mungkin akan terus berlanjut, tanpa tahu sampai kapan.

Dalam keheningan yang terasa dingin, tangannya yang hendak mengambil buku yang ia pinjam dari perpustakaan yang tergeletak di lantai, tiba tiba lengannya dipegang oleh seseorang yang memberikan bantuan untuk berdiri. Seorang wanita dewasa menatap anak didiknya dengan tatapan sayu.

Beberapa teman-teman sekolahnya yang hanya bisa melihat kejadian sedari tadi merasa iba, namun mereka tidak dapat melakukan banyak karena informasi tentang anak tersebut dianggap memiliki masalah besar dan sangat serius, jadi setiap kali dirinya masuk sekolah tidak luput dari siksaan yang perlahan juga melukai mentalnya.

Mereka hanya bisa membiarkan pemuda itu ditindas di sekolahnya oleh senior yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang cukup besar, mereka tidak mengetahui jika yang membuat pemuda itu dirisak adalah kakaknya dari Lionel sendiri yang memberitahu kesalahan saudaranya 50 tahun lalu, Lionel putra bungsu dari vampir keluarga bangsawan.

"Aku tidak lama masuk ke sekolah ini, tapi mengapa mereka melakukan ini padaku... termasuk adikku sendiri. Apa kesalahanku di masa lalu?" Gumam Nakula pelan sambil menggenggam buku yang akan menambah pengetahuan tentang cara menggunakan kekuatan vampirnya, ia menyadari bahwa mereka sudah bubar.

Seorang guru wanita menyadarkannya dengan penuh perhatian. Setelah membantu nakula berdiri, wanita itu menatapnya dengan lembut dan bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya sang guru yang mengusap cairan merah yang turun melalui rambut berwarna silver sang anak didiknya.

"Bu?" Gumamnya terkejut saat menyadari sosok sang guru yang membantunya berdiri.

"Iya, kamu melamun hm? Apakah benar kamu diganggu teman temanmu disini? Katakanlah, siapa mereka" tanya sang guru dengan lembut.

Bayangan Kegelapan Where stories live. Discover now