Chapter 18: Sesuatu yang Harus Dilepaskan

92 10 0
                                    

"Aku dengar dari Yuta hyung, kalau kau yang menemukan Park Jisung di gudang tetapi kau malah menyuruhnya membawa Jisung ke ruang kesehatan."

Na Jaemin yang asyik melembabkan bibirnya menggunakan lipbalm itu, reflek menghentikan kegiatannya dan menolehkan kepala mengarah ke Lee Jeno yang seperti biasa masuk ke dalam kamar asramanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Seharusnya, Jaemin kunci saja pintu kamarnya tadi, tetapi jika ia kunci yang ada dia diomeli Soobin selaku teman sekamarnya.

"Jadi, menurutmu, harus aku yang membawa bocah itu ke ruang kesehatan?" jawab Jaemin dengan ketusnya. Dia kembali mengenakan lipbalm di bibir keringnya sambil mengatai Jeno menanyakan hal tidak berguna.

Jeno menghembuskan nafas lelah. Na Jaemin memanglah seonggok manusia yang berhasil mencairkan hati beku Jeno. Si dingin bermulut pedas itu bahkan tidak bisa membalas ucapan Jaemin padahal sebenarnya dia mampu membuat Jaemin terdiam dengan kata-katanya.

"Bukan begitu maksudku, sekarang, tersebar berita di sekolah kalau Yuta hyung yang menemukan Park Jisung di gudang belakang sekolah, padahal faktanya yang menemukannya adalah kau, Na Jaemin" jelas Jeno lalu dia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Dan kau juga yang menggendongnya keluar dari gudang dan tidak sengaja memergoki Yuta hyung merokok di dekat gudang. Lalu, kau menyuruh dia membawa Park Jisung ke ruang kesehatan kalau tidak mau dilaporkan Kim Heechul" lanjut Jeno dengan penuh penekanan disetiap penjelasannya. Jeno menghembuskan nafasnya dengan keras lalu berdecak melihat Jaemin menatapnya jengkel.

"Ternyata si Yuta itu tidak bisa menjaga mulutnya. Padahal aku sudah bilang untuk tidak menceritakannya kepada orang lain" gerutu Jaemin, dia mendesis sebal ketika membayangkan wajah Yuta, sepertinya, dia harus memberi pelajaran pada seniornya itu karena sudah membocorkan informasi tersebut kepada orang lain, terlebih orang itu Jeno.

"Dia hanya memberitahuku, dia menceritakannya karena dia tahu kalau kau dan aku itu dekat" ucap Jeno berusaha membantengi kapten basketnya supaya tidak terkena amukan Jaemin.

Jaemin yang sedang bad mood sangat menyeramkan. Lee Jeno tidak mau ada pertumpahan darah hanya karena perubahan suasana hati Jaemin.

"Ck, baiklah, kapten basketmu itu selamat dariku" decak Jaemin kesal, dia pun meraih hoodie hitam miliknya menyebabkan Jeno menatapnya bingung.

"Kau mau kema-? Oh, tidak! Kau ingin menemui para berandalan itu lagi?!" seru Jeno menatap Jaemin kesal.

Tetapi, Na Jaemin terlihat tidak peduli. Remaja 17 tahun itu hanya diam sambil mengenakan hoodie hitamnya lalu menutup wajahnya mengenakan tudung hoodie. Si pemilik senyum tampan itu hanya bisa memberikan seringai kecilnya pada Lee Jeno yang sekali lagi tidak bisa berkata-kata ketika menghadapi Jaemin.

"Na Jaemin, haruskah sampai sejauh ini?" ucap Jeno lirih, dia menatap lekat Jaemin yang saat ini berjalan menuju pintu.

Jaemin tidak mengatakan apa-apa. Dia pergi begitu saja meninggalkan Jeno yang menghembuskan nafas dengan kuat.

"Kenapa Na Jaemin dan Huang Renjun sangat keras kepala?!"

***

Hampir saja Huang Renjun terkena serangan jantung ketika dia membuka pintu geser menuju balkon. Dia yang berniat menjemur handuk basahnya karena tidak sengaja tersiram air oleh Jisung, harus dikejutkan oleh satu sosok tidak diundang sudah duduk bersila di lantai balkon nan dingin.

[FF NCT DREAM] ROTATEWhere stories live. Discover now