21 || Guru gila!

97 42 117
                                    

"Widih...Geral sok cakep bener, tapi emang cakep sih."

"Gue suka nih gayanya."

"Geral emang tipe gue sih."

"Andra apalagi, tapi sayangnya dia kalo diajak pacaran sering nolak."

"Wanjirrr! Padahal cuman band seadanya aja tapi keliatan keren banget gila."

Teriakan histeris dari beberapa siswi di kelas 12 Mipa 2 itu membuat para lelaki yang sedang tampil didepan kelas dengan alat-alat musik seperti sapu yang dibuat seperti gitar, meja yang dibuat seperti drum, gagang serokan yang dibuat seperti mic, serta meja guru yang dibuat seperti piano itu membuat mereka merasa bangga dengan penampilannya barusan.

"Terimakasih terimakasih," ucap Fajri sembari menundukkan kepalanya beberapa kali.

"Gimana penampian kita para fans?!" teriak Geral dengan melayangkan flying kiss pada siswi yang menonton.

"Keren!" sorak mereka bersama membuat Andra dan Deril merapihkan kerah baju sekolahnya dengan gagah.

"Ada apa ini, sangat berisik sekali?!"

Sontak, semua siswa dan siswi menoleh kearah pintu kelas yang baru saja dibuka oleh seseorang.

Pak King selaku guru sejarah itu masuk kedalam kelas dengan penampilan seperti biasanya, baju kemeja bunga-bunga yang dimasukan kedalam celana, dengan bretel suspender yang melekat ditubuhnya serta syal berwarna pink yang diikat dilehernya itu berkacak pinggang didepan kelas.

"Kalian ini berisik banget deh dari tadi!" marah Pak King. "Saya lagi ngajar di kelas sebelah merasa terganggu loh, pelajaran apa sekarang kalian? Bukannya belajar malah konser herman saya pada kalian," ucapnya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan anak muridnya itu.

"Saya lebih herman sama bapak, pak. Bapak itu guru bukan biduan yang sering ngemper dipinggir jalan," ucap Geral merasa risi dengan penampilan Pak King.

"Pak, mending bapak keluar deh dari kelas saya," usir Andra sembari menunjuk kearah pintu kelas menggunakan kayu yang ia jadian stick drumnya itu.

"Ngusir saya kamu?"

"Iyah, saya ngusir anda!" balas Andra membuat guru itu melirik Deril yang ada didekatnya.

Pak King menatap Deril, ia memajukan bibir bawahnya seakan menandakan kalau ia sedang sedih karna telah diusir Andra. "Deril," lirihnya membuat Deril refleks menjauhkan dirinya.

"Mulai nih mulai," kata Deril, ia bergidik melihat tatapan Pak King. 

"JANGAN DEKATI SAYA!" cegah Deril ketika Pak King mulai mendekat padanya, sapu yang ia gunakan untuk bermain gitar itu sekarang ia gunakan untuk menjaga jarak antaranya dengan Pak king.

Deril berlari kebelakang punggung Andra. "Lo tetep mau deketin gue jangan harap lo bisa masuk kelas ini lagi!" ancam Deril. Namun, bukanya merasa takut Pak King malah semakin mendekat membuat Deril dengan cepatnya berlari.

"DERIL...KOK KABUR SIH?! SAYA GAK AKAN GIGIT KAMU KOK!" teriak Pak King sembari mengejar Deril yang terus menghindar darinya.

"Iya gak gigit paling di telen!" kelakar Fajri lalu tertawa.

Deril meloncat keatas meja ketika Pak King hampir saja menangkapnya. "BAPAK TUH YANG WAJAR DONG, SAYA ITU MASIH NORMAL SAYA GAK MAU SAMA BAPAK!" Deril ikut berteriak, ia berusaha menghindar dari Pak King.

Sementara itu semua orang yang ada didalam kelas hanya bisa tertawa melihat kelakuan murid dan guru itu, seakan ini hiburan gratis disaat jam kos.

"DERIL HARUS SUKA SAMA SAYA!"

You And My Guitar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang