15 || Khawatir

129 63 66
                                    

Absen daerah yuk ah, kalian dari daerah mana nih? Siapa daerahnya ada yang sama kayak aku hihi....

••••

"Ayok makan!"

"Gue gak mau!"

"Apa perlu gue suapin!"

"Dih, ogah!"

"Ya udah makan!"

"Gue gak mau, Ndra. Maksa lo mah!"

Piring yang bersi nasi goreng itu sedari tadi didorong-dorong, dari mulai Andra lalu ke Monica hingga seterusnya seperti itu. Adu mulut sangat terdengar jelas diarea kantin, dan untungnya jam pelajaran sudah dimulai para murid sudah masuk kedalam kelas masing-masing.

Sebenarnya setelah Monica sadar dari pingsannya ia ingin masuk ke kelas, namun Andra melarangnya dan malah membawanya ke kantin sekolah dan berujung ribut ditempat tersebut hanya karena Monica tak mau makan.

Andra kembali menyodorkan piring berisi nasi goreng tersebut pada Monica. "Makan!" titahnya sedikit tegas.

Monica tak mau kalah ia mendorong piring tersebut lagi. "Gue gak mau , Andra!" ucapnya. Monica akan beranjak dari duduknya namun tertahan oleh tangan Andra yang mencekal pergelangan nya, karna tarikan dari Andra sedikit kencang membuat Monica kembali terduduk ditempat.

"Gue gak akan nge-biarin lo pergi sebelum lo makan makan lo!" ancam Andra membuat Monica menghela napasnya pasrah.

Dia Andra, cowok keras kepala yang tak mau kalah.

•••

Menatap kertas putih garis-garis didepannya, tanganya tak tinggal diam ia terus menggambar abstrak di kertas tersebut, pikirnya hanya pada gadisnya, Monica. Ia sangat khawatir ketika Monica tiba-tiba mengirimkan pesan padanya jika saat upacara berlangsung Monica pingsan. Monica juga sempat memberitahu Arrayyan jika ia saat ini baik-baik saja, namun Arrayyan tak mempercayai itu ia akan tetap khawatir jika belum melihatnya langsung. Arrayyan tak mempedulikan guru yang sedang menjelaskan materi. Hingga akhirnya ia tersentak saat pundaknya di tepuk seseorang dibelakangnya.

"Lo ditanya guru tuh," ucap Alan membuat Arrayyan langsung melirik guru didepanya.

"Saya dari tadi nanya kenapa diam saja?" tanya guru tersebut pada Arrayyan.

Arrayyan menaruh pulpennya diatas meja. "Maaf kan saya, saya tidak tahu jika Ibu sedang bertanya pada saya. Bisa tolong ulang pertanyaannya, bu?" ucap Arrayyan dengan serius. Ia sungguh tak mendengarnya.

Sekhawatir itu kah kau pada Monica sampai-sampai ada guru yang bertanya padamu saja kau tak mendengarnya, Arrayyan?

Guru itu menghela napasnya. "Baik, saya ulang. Kita sedang membahas seputar alat musik di pelajaran ini. Jadi, Menurutmu mengapa dari sekian banyaknya alat musik kenapa hanya gitar yang sering anak remaja bawa? Contohnya seperti kamu, yang kemana-mana selalu membawa kitar itu," tanya guru tersebut sembari menunjuk gitar Arrayyan yang kebetulan ia taruh disamping mejanya.

Arrayyan melirik gitarnya lalu kembali menatap gurunya.

"Gitar adalah yang paling mobile diantara alat musik lain. Anda pernah liat anak remaja nongkrong bawa Grand Piano? tentu tidak kan? Bawa kendaraan L300 saja belum tentu cukup. Diantara alat musik yang seukuran, gitar lebih lengkap fiturnya... maksudnya memiliki ritmik, melodi, harmonisasi dan lain-lain dibanding bass, biola, sax. Sehingga yang mendengarkan bisa mengikuti apa yang kita mainkan. jadi, cukup dengan gitar bisa mewakili unsur-unsur dalam sebuah lagu dan bisa mencakup segala macam genre musik."

You And My Guitar [On Going]Where stories live. Discover now