Ia membawa piringnya kepada Aleta, seperti biasa jika ini tidak terjadi berarti ini bukan Argala.

Lelaki itu meletakkan piring kotornya diwastafel lalu ia memeluk Aleta dari belakang, "gue punya salah?" Ia sedikit membungkuk menaruh kepalanya cerunguk leher Aleta.

Jantung Aleta berdebar saat hembusan nafas Argala mengenai lehernya, ini bukan kali pertama Argala seperti iniz tetapi jantungnya selalu berdebar tidak karuan.

"K-kak" cicit Aleta.

"Hmm?"

Aleta tidak tahan, gadis itu langsung mendorong tubuh Argala menjauh darinya, jantungnya tidak aman untuk saat ini.

"Kenapa?" Tanya Argala tanpa menyadari apa yang sudah ia perbuat.

Aleta menggeleng, "a-aku kekamar dulu," izinnya lalu ia pergi menuju kamarnya meninggal Argala yang sedang terkekeh menatap lucu Aleta.

Ceklek

Aleta menutup pintu kamarnya lalu ia bersandar dengan memegangi dadanya yang bergemuruh.

"Kenapa gini sih..." Eluhnya lalu ia mengelus perutnya yang sudah membuncit itu, "gak bisa marah kalo gini."

Setelah kejadian tersebut dada Aleta sudah tidak berdebar lagi, sikapnya kembali seperti semula sedikit menjauh dari Argala dan cuek kepadanya.

Gadis itu saat ini sedang mengerjakan tugas sekolah yang harus di kumpulkan esok hari. Dengan fokus Aleta mengerjakan tugasnya hingga ponsel miliknya berdering.

Bebyla is calling...

Aleta pun mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

"Hallo?"

"Hallooo, sumpah yang dichat Lo tadi beneran??"

Aleta sedikit menjauhkan ponselnya akibat Bebyla berteriak.

"Kamu jangan teriak by, nanti budek telinga aku"

"Hehe.. sorry, gue terlalu excited"

"Kamu ngomong apa by?"

"Lo beneran di ajak ngedate sama Pasha?"

"Bukan ngedate, ngawur kamu!"

"Lah terus, kemana?"

"Pasha ngajak aku ke Gramedia bareng, nyari bu—"

Sett...

Belum selesai berbicara ponsel Aleta di tarik oleh Argala, telinga Lelaki itu panas saat mendengar nama Pasha yang di sebut oleh Aleta.

"Kak!" Panggil Aleta terkejut.

"Kenapa? Mau kencan, Lo?" Tanya Argala dingin menatap istrinya.

"Aku nggak kencan, kembaliin hp aku!"

Aleta Berusaha merebut kembali ponselnya dari tangan Argala, tetapi lelaki itu enggan memberikan ponselnya.

"Kak!"

Argala menaikkan alisnya, "kenapa? Mau ngehubungi pacar Lo, mau bilang kencannya di tunda soalnya ketauan suami?"

Aleta memejamkan matanya lelah, kepalanya tiba-tiba pusing menghadapi tingkah Argala yang tengah salah faham.

"Aku, gak, kencan!" Aleta menekan kata-kataya menjelaskan kepada Argala.

"Bilang aja, Lo takut ketahuan selingkuh kan! Cewe sialan Lo!"

"Apasih aku bilang gaada, ya,gaada!"

Argala mengangkat tangan tinggi menjauhkan Aleta dari ponselnya hingga gadis itu tidak bisa menggapainya.

"Kak... Balikin hp aku," Aleta sudah gemas dengan Argala, padahal dia sendiri pun selingkuh di belakangnya.

"Lo mau ini?"

Argala menunjukkan ponsel milik Aleta dan tentu saja Aleta pun mengangguk menginginkan ponselnya kembali.

Namun apa yang sudah di perbuat oleh Argala lelakinitu membantu kenjang handphone hingga layar ponsel itu pecah dan mati.

Ctarr...

Mata Aleta terbelalak melihat ponselnya yang tidak dengan kaca yang retak.

Plakk...

Dengan reflek Aleta menampar Argala dengan kencang, pelipis matanya mengeluarkan air mata, ia menangis dengan manatap garang ke Argala.

"Kenapa kamu selalu berpikiran Yang aneh tentang aku, kenapa kamu...! Hikss..." Aleta menghapus air matanya.

"AKU GAK KENCAN...! aku masih ada niatan izin sama kamu... Kalo kamu gak ngizinin aku gak berangkat!" Dada Aleta bergemuruh menatap Argala.

Lelaki itu hanya diam menatap Aleta yang menangis di depannya. Menatap istrinya yang tengah menangis akibat ulahnya.

"SEBENERNYA KAMU YANG HARUS INTROSPEKSI DIRI... PADALAH KAMU YANG SELINGKUH!"

Argala mengangkat satu alisnya, "gue? Selingkuh?" Lelaki itu terkekeh. Dengan kasarnya lelaki itu memegang leher Aleta lalu mencengkramnya.

"Tau dari mana gue selingkuh, HAH!!?"

Aleta meronta dalam genggaman Argala, Aleta tidak bisa bernafas secara normal akibat cekikkan yang di lakukan Argala.

"Apa maksud, Lo gue selingkuh?" Tanpa sadar Argala terus mempererat cengkramannya kepada Aleta.

Aleta semakin menangis, "kk-kak sakitt.." isaknya berusaha melepaskan cengkramannya dari Argala.

Hingga apa yang membuatnya sadar, lelaki itu menatap Aleta, ia melepaskan cengkramannya dari leher Aleta.

Brakkk...

Lemari yang tidak bersalah pun menjadi pelampiasan Argala lelaki itu meraup wajahnya gusar lalu ia menatap Aleta masih memegangi lehernya, ia masih ketakutan.

Tanpa mengatakan apa-apa Argala keluar dari kamar Aleta meninggalkan Aleta sendiri di kamarnya.

♡ ♡ ♡

Oyy... Maap yaa 😁🙏🏻

Spamm nextnyaaa 🙏🏻😭✨💗💖

---

Follow, vote, and Komen

---

Bersambung

 ARGALADär berättelser lever. Upptäck nu