GalAle : 55

56.2K 3.3K 2.1K
                                    

jalan raya yang sepi beberapa motor melaju kencang membuntuti Sebuh mobil sport yang juga berkecepatan tinggi.

Motor-motor tersebut adalah kelompok Prince yang sedang mengejar buronannya yaitu Melvin.

Melvin, lelaki itu sudah tau bahwa dirinya ketahuan, sialan, umpatnya. dirinya terus misuh-misuh karena Gavin selaku ketua yang memerintahkannya untuk menjadi mata-mata saat ini susah untuk di hubungi.

"Anjing-anjing!"

Melvin berusaha untuk memutar otak agar kelompok yang di ketua oleh Prince itu berhenti mengejarnya, sial, di mana ia harus pergi!

Dirinya terus menelfon Gavin, dan akhirnya lelaki itu mengangkat telfonnya.

"Apaan?"

Tanya Gavin, lelaki itu saat ini sedang memangku seorang wanita yang ia sewa malam ini, wanita itu membelai dada Gavin dengan lembut.

"Tatap aku..." Ucap wanita itu manja mengarahkan wajah Gavin menghadap kearahnya.

Gavin tersenyum, "setelah telfon ini, gue akan tatap Lo terus, sayang," jawabnya.

Melvin terus mengegas mobilnya dengan kecepatan penuh, "Bang Vin, tolongin gue, gue ketauan, kelompok si Prince ngejar gue sampe saat ini, kasih gue pertolongan," Melvin memohon dengan keadaan yang panik, lelaki itu takut jika ia tertangkap, Inti-inti Asther itu akan menghajarnya bahkan dirinya bisa di aniyaya habis-habisan.

Sudah satu tahun Melvin memata-matai Asther, geng yang mengambil nama dari bunga Asther putih yang berartikan suci itu sebenarnya sangatlah kejam. Mungkin luarnya saja biasa tetapi saat mendalaminya, mereka bisa membunuh orang tanpa meninggalkan jejak.

Gavin tidak ikut panik saat Melvin ketahuan oleh Asther, lelaki itu masih santai dengan wanita yang ada di pangkuannya.

"Mau Lo apa, Mel?" Tanya Gavin seolah-olah ia tidak mendengar ucapan Melvin tadi.

"Kasih gue bala bantuan, gue butuh sekarang!"

"Lo kasih apa kalo gue ngasih Lo bala bantuan?"

Melvin menatap spion samping, beberapa gerombolan motor terus mengejarnya bahkan semakin dekat, Sial!

"Gue akan kasih semuanya, motor? Mobil? Rumah? Gue kasih, tolong bantuin gua!" Mohonnya.

Gavin terkekeh dengan tawaran tersebut, "Jabatan bapak, Lo gimana? Gas?"

Melvin langsung terdiam, Gavin sialan, lelaki itu yang mengirimnya untuk memata-matai Asther dan sekarang dirinya seolah di buang begitu saja tanpa ada balas budi dengan apa yang sudah ia lakukan untuk Gavin.

"Kenapa? Gak bisa, Lo?"

"Tolong bantuin gue, Vin!"

Perasaan Melvin benar-benar campur aduk. Panik, kesal dan marah. Kepada siapa ia harus meminta tolong selain Gavin.

"Udahlah, Lo buang waktu gue, cewe cantik di samping gue udah nunggu, semoga Lo selamat,"

Tut

Telepon itu di matikan sepihak, Melvin melebarkan matanya. Sial, sial, sial!

"GAVIN NGEN*" teriaknya dari dalam mobil.

Kelompok Prince belum juga berhenti, apa yang harus ia lakukan. Melvin mengacak rambutnya frustasi, hingga mobil yang ia kendarai kehilangan kontrol.

Brakkk...

Mobil Melvin menabrak sebuah tiang jalanan. Prince tersenyum miring saat mobil incarannya itu menabrak sebuah tiang lampu yang ada di pinggir jalan.

 ARGALAOnde histórias criam vida. Descubra agora