21.00

15.4K 1.4K 30
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

*****

Ceklek...!

Suara pintu terbuka, saat masuk dalam kamar itu Renia dan Dexter hanya merasakan hawa dingin didalam. Tatapan kedua beralih kearah tempat tidur, disana mereka mendapati putra bungsu mereka duduk terdiam disisi kanan kasur menatap kearah jendela besar didepannya.

Melihat kondisi putranya yang seperti itu, hati Renia begitu sakit melihatnya. Namun mau bagaimana lagi, semua itu juga akibat kesalahan kedua putranya.

Renia juga tahu bahwa kini putranya pasti sedang menyesali perbuatan mereka. Ia hanya bisa berharap kondisi sisulung nanti tidak begitu parah.

Dengan langkah pelan kedua orangtua itu mendekati El yang masih belum menyadari kehadiran mereka. Usapan pelan keduanya berikan pada punggung tegas yang sedang rapuh saat ini.

"Sayang..!" Sapaan lembut memasuki pendengaran El.

Menoleh kesamping dimana kini sang Mami berada tepat disampingnya. El menutup perlahan matanya saat merasakan usapan lembut membelai pipinya. Tak sadar air mata menetes saat menikmati usapan sang Mami.

"Hey.. jangan menangis sayang.. Adek mau Abang ikutan sedih hm..?"

"Maafin Adek Mi..Pi.. Adek salah hiks.."

Kedua orangtua itu langsung membawa tubuh putra bungsu mereka itu dalam pelukan mereka.

"Sebenarnya Mami sangat kecewa sama putra Mami ini.. tapi karena kalian tidak melawan saat diberi hukuman.. kalian Mami maafkan.. Tapi ingat sayang.. jangan lupa minta maaf juga sama Baby Io hm.. Mami kasihan sekali saat melihat keadaan saat itu" Jelas Renia dan dibalas anggukan oleh El.

Mengalihkan pandangannya kearah sang Papi, El menatap sebentar mata tajam itu. Ia merasa tidak pantas berdiri dihadapan Papi nya saat ini.

Seolah mengetahui pikiran sang putra, Dexter menepuk pelan punggung sang putra.

"Jangan mengira Papi tidak mengetahui apa yang sekarang sedang kau pikirkan son..!" Ucap Dexter.

"El minta maaf Pi.."

"Hm.. jangan ulangi lagi..!"

"El janji.. itu pertama dan terakhir El berbuat kesalahan" Janji El.

"Kami pegang janjimu itu, sekarang renungkan kesalahan mu dan jalani hukuman yang sudah diberikan Daddy mu itu hm"

Setelah mengucapkan itu Renia dan Dexter langsung keluar dari kamar putra mereka. Saat keluar dua bodyguard yang bertugas mengawasi El langsung kembali menutup pintu dan berjaga didepan pintu itu.

★★★

Dalam kamar pribadi milik Frans kini dipenuhi oleh para putranya kecuali Jev, walau sudah Frans untuk beristirahat dikamar mereka masing-masing, tetap saja dengan keras kepala mereka menolak permintaan itu. Mereka ingin ikut menjaga kondisi Io, jawaban yang selalu mereka berikan saat Frans bertanya kenapa tidak mau keluar. Jawaban mereka,

'Io akan sedih saat mengetahui Abang nya tidak ada disamping nya'

'Jika kami disini Io pasti cepat sembuh'

'Io pernah bilang wajahnya itu mirip dengan ku, jadi sebagai Abang yang baik.. aku harus tetap disini'

Frans mau bagaimana lagi, jika anak-anaknya sudah mengatakan seperti itu.

"Eugh.."

Mendengar lengguhan yang berasal dari arah tempat tidur, semuanya dengan tergesa-gesa langsung mendekat dan mengerumuni tempat tidur itu.

YulioWhere stories live. Discover now