15.00

18.1K 1.5K 29
                                    


.
.
.
.
.
.

*****

"Baiklah jangan bersedih lagi, sebaiknya kita kembali ke Mansion, Daddy pasti khawatir anak manisnya ini belum kembali lagi hm" Ucap Alex.

Mereka pun melepaskan pelukan hangat itu, kedua mata Verro sampai agak kemerahan sebab menahan tangis namun kembali disembunyikan dengan wajah datarnya biar nggak kelihatan sedihnya. Sedangkan untuk Io, jangan ditanyakan bagaimana bentuknya sekarang jauh sekali dari kata baik.

Lihat saja mata sembab, pipi gembul yang sudah merah merona akibat terlalu lama menangis, ujung hidung yang tak kalah merah karena usapan keras dari tangan kecil nya itu. Bahkan sekarang yang dilakukan Alex yaitu menyembunyikan wajah menggemaskan itu dengan jaket miliknya. Ia tidak mau sampai ada yang melihat wajah Adiknya.

"Aban angan utup-utup Io na...Io ndak bica liat Aban.." Rengeknya karena wajahnya ditutupi.

Melihat sang Abang kesusahan karena Io yang terus berontak membuatnya tidak mau harus membujuk sang Adik.

"Baby jangan banyak bergerak..kalau Io diam sampai mobil..akan Abang berikan biskuit coklat punya Abang..bagaimana..?"

"Bicuit okat anyak-anyak..?" Tanya sambil mengintip sedikit dari celah jaket milik Alex.

'Shit..' masih sempat-sempatnya Baby bertingkah menggemaskan seperti itu' Verro sungguh tidak tahan melihat tingkah lucu sang Adik yang begitu mendadak itu.

Mengusap kasar wajahnya lalu kembali menatap wajah mungil yang masih setia mengintip di cela-cela jaket itu.

"Huff..hm iya Baby" Ucap Verro kembali menarik jaket itu agar kembali menutupi wajah mungil Io.

"Eum..Hu'um" Io mengangguk saja, terlihat dari jaket yang menutupi Io ikut bergerak naik turun.

Melihat itu Alex dan Verro hanya bisa tersenyum tipis, ada-ada saja tingkah Adik kecil mereka ini.

Setibanya didepan mobil mereka langsung memasuki mobil itu, tapi sebelum itu Alex memberikan Io kepada Verro dan tentu saja disambut bahagia oleh Verro. Sebab sejak tadi hanya sang Abang saja yang terus menggendong Io dia kan juga mau.

Mengambil posisi duduk masing-masing dengan Alex yang akan mengemudi dan Verro yang duduk disampingnya dengan Io di pangkuannya. Merasa seatbelt telah terpasang dengan benar, Alex mulai menjalankan mobil kembali menuju Mansion.

"Eum...Aban apa Io na boleh kelual..?" Tanya Io karena jaket diatas kepala nya ini belum juga dibuka oleh Verro.

"Ehh..maaf Baby Abang melupakan Io Hehe.."

Verro pun menyingkirkan jaket itu dan terlihat wajah Io yang hampir semuanya ikut memerah mungkin karena kepanasan saat ditutupi jaket Alex. 

"Hihi..ndak pa-pa Aban..bicuit Io na ana Aban..?" Ucap Io sambil menengadahkan tangannya tepat didepan wajah Verro.

Verro memangku Io menghadap ke arah dirinya ya.

"Baiklah ini biskuit coklat hadiah buat Baby karena sudah nurut sama Abang"

Verro memberikan sekotak biskuit coklat yang sengaja ia beli untuk berjaga-jaga jika Io rewel saat diperjalan nanti.

Sedangkan Alex tetap fokus mengemudi dan sesekali akan mengalihkan pandangannya pada dua Adiknya yang asik sendiri. Yang satu hanya diam memperhatikan dan sesekali membersihkan remahan biskut di pipi sikecil dan yang satu nya lagi sibuk memakan biskuit coklat tanpa mau diganggu.

Tidak terasa kini mereka telah tiba didepan Mansion. Saat akan memarkirkan mobil mata mereka disambut beberapa mobil yang tidak asing sudah terparkir rapi di garasi luas Mansion mereka.

YulioWhere stories live. Discover now