16.00

19.9K 1.5K 29
                                    

.
.
.
.
.
.
.

*****

Tidak terasa waktu makan malam pun tiba, terlihat semuanya sudah lengkap berkumpul di tempat duduk masing-masing. Jev dan Damian juga ada, saat mereka masih sibuk dengan urusan mereka, Frans sempat menghubungi mereka mengenai kedatangan keluarganya. Oleh sebab itu keduanya diminta tiba saat jam makan malam.

Io sendiri sudah berada dipangkuan sang Opa. Mau tahu kenapa Io bisa terdampar dipangkuan Popa nya ?

Flashback on

Saat itu Frans akan menuju Ruang makan, sudah terlihat juga olehnya sang Daddy telah duduk manis ditempat biasa ia duduk saat makan. Sebenarnya sudah menjadi peraturan jika Rendra tiba dirumah anak-anaknya maka ia yang akan memimpin semua urusan disana.

Frans tidak mungkin membantah keinginan sang Daddy, yang ada dia yang akan mendapatkan amukkan dari kedua Abangnya itu.

Perlahan namun pasti Frans mendekat dan mengambil posisi duduk tepat disamping kiri sang Daddy diikuti putra-putranya mengambil posisi disampingnya.

Namun belum juga beberapa detik ia duduk, Opa Rendra sudah memberi isyarat padanya untuk membiarkan Io duduk dipangkuan nya. Tapi apakah Frans peduli ? Jawabannya tentu saja iya. Kenapa...?

Lihat saja saat Frans akan menolak, Abang tertua nya sudah menodongkan revolver kearahnya. Frans bukan takut, ia bisa saja melawan tapi sekarang ada bungsu kecilnya, melihat putra-putranya juga ingin melawan Frans langsung menghentikannya, tidak mungkin mereka bertindak gegabah jadi untuk sekarang mari cari aman saja. Untuk kali ini saja, tidak ada lain kali !

Melihat tidak ada perlawanan dari Frans, Dexter langsung kembali menyembunyikan pistol miliknya dibalik tubuhnya.

"Io kemarilah..!" Panggil Opa Rendra.

Io tidak langsung menjawab ataupun bergerak dari posisi nya, ia lebih dulu menatap sang Daddy untuk meminta persetujuan.

Melihat tatapan polos penuh tanda tanya itu, Frans langsung menganggukan kepalanya.

Dengan hati-hati Frans menurunkan Io dari pangkuannya, Io pun langsung berjalan dengan kaki kecilnya menuju sang Popa.

"Eum..Popa !" Panggilnya agar sang Opa mengangkat nya ke atas pangkuannya. Jadi seperti itulah kejadiannya ya.

Flashback off

Opa Rendra pun mulai mengangkat Io dan mendudukan Io diatas pangkuannya.

"Sini..Uhh..kenapa Io ringan sekali...? Apakah Daddy mu tidak memberi mu makan hm ?" Tanya Opa mulai membuka percakapan agar lebih dekat dengan cucu barunya. Tunggu apa ia sudah menganggap Io sebagai cucunya ? Kita tunggu saja nanti pengakuan dari Popa ya.

Mendengar perkataan sang Daddy Frans langsung menatap sinis ke arah Rendra.

'Enak sekali orang tua itu berucap cih..' Kesalnya yang hanya bisa ia utarakan dalam batin.

Namun, rasa kesal itu langsung hilang saat mendengar ucapan bungsu manisnya. Putranya ini selalu bisa membuat bahagia.

"Io mamam anyak Popa..liat pelut Io cudah becal..milip Bimbim hihi..pelut na bica gelak-gelak..liat Popa.." Ujarnya kemudian menyingkap keatas bajunya hingga menampilkan perut buncit yang ia gerakan kembang kempis secara berulang.

'Aargg.. Kenapa semakin kesini ia semakin menggemaskan huh..?' Batinan seseorang.

Para Abangnya hanya menampilkan wajah datar, tapi tidak tahu saja hati mereka berusaha menahan diri untuk tidak menggelitik perut bulat itu. Mungkin saja setelah ini Io tidak akan selamat dari terkaman para Abangnya.

YulioWhere stories live. Discover now