- Permainan Sampah

277 26 5
                                    

Sorryyyy kalau ini masuknya ke hari minggu yeaaaa🙏🏻😭







"Mau kamu apa, Ganiar?"

Seringai tercekat jelas pada wajah Ganiar. Lelaki itu berjalan mengelilingi Rosaline yang berdiri tanpa bergerak barang sedikitpun. Perempuan yang terdiam sembari menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh Ganiar.

"Jangan ikut campur ursan saya, Rosa." Ganiar berhenti tepat didepan Rosaline. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.

Rosaline manatap tidak suka lelaki di hadapannya. "Saya gak akan tinggal diam jika menyangkut anak-anak saya!"

"Kamu harusnya sadar apa salah kamu, Ganiar!" Tekan Rosaline pada setiap katanya.

"Saya gak ada salah apapun, termasuk sama mereka. Mereka yang punya salah kepada saya. Kenapa mereka ikut campur masalah orang dewasa." Balas Ganiar melengos berbalik membelakangi Rosaline. Tak lama lelaki itu kembali berbalik menghadap nya. "Harusnya mereka diam saja buat gapai mimpinya."

"Terutama, anakmu. Najendra. Dia yang paling ikut campur dan saya gak akan segan-segan buat musnahin dia!" Seringai mematikan serta tatapan yang menghunus tajam Ganiar layangkan.

Rosaline tidak takut. Dia menggertak! "DIA JUGA ANAKMU GANIAR. ASAL KAMU TAU, DIA KAYA GITU KARENA ULAH KETAMAKAN AYAHNYA SENDIRI!"

Murka. Rosaline sangat murka dengan Ganiar. Dia benar-benar muak melihat wajah menyebalkan mantan suaminya itu.

Rosaline maju lebih dekat kepada Ganiar. "Asal kamu tau ya, Ganiar Sanjaya Abimanyu! Kalau kamu tidak melupakam kewajibanmu sebagai seorang ayah, mungkin anak saya tidak akan berbuat sejauh ini buat balas dendam."

Rosaline tersenyum sambil memalingkan wajahnya. Sedetik kemudian, dia menolehkan kembali, memfokuskan lagi pandangannya kepada Ganiar. "Bagaimana jadinya, jika semua media tau kalau Ganiar Sanjaya pengusaha besar ini selingkuh dengan teman wanitanya. Dan bagaimana jadinya jika media tau kalau dalang perkorupsian lima tahun lalu serta penyekapan di tahun 2004 itu, kamu Ganiar."

"Apa kamu gak malu? Apa kamu mau reputasimu turun secara drastis?"

Jeda

"Saya bisa aja jeblosin kamu ke penjara di tahun 2004 juga. Atau pas kamu korupsi uang beasiswa. Tapi, karena saya sudah tidak berurusan lagi dengan kamu, saya memilih diam." Rosaline semakin mendekat, hingga jarak keduanya terbilang sangat minim.

"Tapi untuk sekarang. Saya tidak akan tinggal diam karena mengancam nyawa kedua anak saya!" Tekan Rosaline pada setiap katanya. Dia menatap tajam lelaki di hadapannya itu, lalu kembali mundur menangkis jarak yang cukup jauh dari sebelumnya.

Brak!

Ruangan yang hanya dihuni dua insan itu saja di dobrak kencang oleh lelaki muda dari luar sana. Membuat Ganiar terkejut dengan siapa yang baru saja mendobrak pintunya.

"STOP JADI BAJINGAN PA!" amuk Mahesa tetiba saja.

Ganiar jelas terkejut karena anaknya bisa berada disini. Sebab ia sudah memerintahkan beberapa penjaga untuk mengawasi lelaki itu.

Mahesa tau apa yang sedang ada dalam pikiran Papanya. "Gak usah pikirin kenapa bisa aku ada disini. Tapi coba pikirin, yang Papa perbuat itu gak baik. Papa udah salah di masa lalu, masa mau salah lagi buat ngelawan kami, Mandala."

Satu kata yang terlintas dalam benak Ganiar kala anak lelakinya membawa nama Mandala, benci.

Ganiar benci jika Mahesa sudah membawa-bawa dirinya ikut andil dalam anggota Mandala. Padahal, dia tidak pernah menyetujui Mahesa untuk ikut jadi bagiannya.

MANDALA (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora