- Hubungan Terlarang

534 48 2
                                    



Di tutupnya pintu mobil dengan sangat kencang. Haidan segera melipir ke sisi jalan. Dia muntah sejadi-jadinya karena rasa mual yang sudah tak bisa ia tahan. Di susulnya oleh Raya yang mencoba membantu memijat pelan bagian leher belakang serta mengusap punggung Haidan. Dia juga memberikan minum untuk Haidan kala lelaki itu telah usai dengan muntahnya.

"Lo kenapa, Dan? Gak biasanya muntah gini." Tanya Jendral yang ikut keluar mobil, bahkan mereka yang satu mobilpun ikut keluar karena khawatir dan penasaran apa yang terjadi dengan Haidan.

"Lo pada gak nyium bau anyir?" Haidan kembali meneguk minumnya hingga habis, dia melempar sembarang botol kosong itu.

Raya memukul pelan lengan Haidan, lalu perempuan itu melangkah untuk mengambil botol yang di buang oleh Haidan. "Kita lagi di tempat asing, jangan buang sampai sembarangan."

"Lupa."

"Lupa terus," dumel Raya sembari memasukan botol bekas itu kedalam tas yang di bawa Jendral.

"Lo ada cium bau anyir, Je?"

Najen menggeleng. Kemudian Jendral kembali menatap Haidan. "Najen gak nyium bau anyir, gue juga. Kayanya lo emang lagi kurang vit doang deh, Dan."

Haidan menggeleng. Menolak bahwa dirinya sedang tidak vit. Dia tidak merasa sedang sakit. Segar bugar, sebelum ia mencium bau anyir tersebut. "Enggak, Jen. Gue baik-baik aja. Bahkan sebelum gue cium bau itu, gue ngerasa seger gak sakit apapun sama sekali. Cuman pas kita belok tadi, bau anyirnya bener-bener nyengat yang bikin gue gak tahan dan akhirnya minta lo berhenti."

"Raya, lo lagi halangan?" Tanya Jendral.

Raya menggeleng, "Enggak. Baru beres juga."

Jendral segera menepis pikiran buruk yang tiba-tiba muncul di benaknya. "Udah, udah. Masuk mobil lagi, ayo. Udah gak beres ini mah," perintahnya yang di turuti tiga anggotanya.

Tim dua yang dimana anggota nya adalah, Jendral, Najen, Haidan, Raya, Janesha, Maudy dan Yanu. Mereka di bagi menjadi dua mobil. Yang dimana satu mobilnya ada yang bertiga dan berempat. Mobil yang di kendarai Yanu telah melaju lebih dulu. Sementara Jendral tertinggal karena Haidan memintanya untuk berhenti.

Penelusuran kali ini di gabung. Tim satu dan dua menjadi satu tim kala sampai di tempat penelusuran. Haidan, selaku pencari lokasi mengusulkan untuk menggabung tim satu dan dua. Saat mencari lokasi dan mecari tau lebih dalam lagi, Haidan rasa jika dua tim itu di gabung akan lebih seru karena tempat yang luas.

Klik!

Seseorang menghentikan videonya di laptop. Membuat video penelusuran yang baru saja di posting beberapa menit oleh Najen berhenti, kala melihat dua orang sedang melakukan aksi gila dengan sorot kamera yang kurang baik alias blur.

"Itu yang lo maksud, Je?"

Ajen mengangguk. Sementara itu, dua dari mereka saling melempar tatapan satu sama lain secara diam-diam. Ada rasa takut ketahuan. Namun keduanya berusaha untuk tetap tenang.

"Posturnya si mirip Maudy sama Laila." Ujar Winona yang memang tau bagaimana bentukan postur tubuh anggota Mandala. Bagaimana tidak tau, dia mengikuti Mandala dari awal Haidan gabung. Bahkan, jika di suruh tebak-tebakan foto Mandala setengah badan atau hanya matanya saja Winona tau. Bagaimana dengan bentuk tubuh yang terlihat bagus itu.

Semua atensi dialihkan kepada Winona. Membuat gadis polos itu terlihat kebingungan. Kenapa? Ada apa? Ada yang salah dengan ucapan nya? Itulah yang ada di pikiran Winona kali ini.

"Ko bisa nebak mereka?" Tanya Isell penasaran.

"Karena aku tau postur tubuh mereka." Jawab Winona. Tidak mau menjadi perdebatan panjang. Haidan memilih untuk melanjutkan tontonan nya itu. Tetapi, sebelum Haidan menekan kembali tombol untuk memulai, pergerakannya di hentikan oleh Bas.

MANDALA (END)Where stories live. Discover now