- Pasangan Aneh

592 57 4
                                    








Sesuai arahan dari ketua divisi masing-masing. Enam anggota Mandala yang kebagian jaga gerbang entah itu bagian depan atau belakang, kini mereka sudah melipir ke tempatnya masing-masing. Tetapi, di bagian depan ada satu perempuan yang sedari awal cemberut saja. Selain tidak mau dengan tugasnya, dia juga tidak mau jika bersama dengan lelaki yang menurutnya gak banget untuk bersama.

"Udahlah, Jan. Jangan cemberut mulu elah, lo sama Ajen gak bisa akur bentaran doang apa?" Cetus Raya yang merasa cape berada di tengah-tengah dua musuh itu.

"Gue tuh males. Kenapa mesti gue si yang jaga gerbang? Gak ada kerjaan banget jagain gerbang gini." Janesha memutar bola matanya malas. Dia melipat kedua tangan nya di depan dada.

Najen yang sedang sibuk dengan laptopnya beralih berdiri dan berjalan menghampiri Janesha. Dia menaruh laptop miliknya di pangkuan Janesha. "Gak ada kerjaan kan? Kerjain editan gue."

Janesha jelas menolak. Dia memberikan kembali laptop itu kepada pemiliknya. "Ogah. Kerjain sendiri, gue juga ada kerjaan!"

Najen berdecak lalu kembali pada tempatnya semula.

Baru saja Najen duduk dan suasana terasa tenang. Tiba-tiba saja datang seorang ibu-ibu yang masih terlihat cukup muda hendak menerobos masuk tanpa permisi.

Raya merentangkan tangan menghalangi si ibu tersebut. "Eits! Mau kemana, Bu?"

"Saya mau masuk. Tolong jangan halangin jalan saya."

Raya menggeleng. "Mohon maaf, Ibu. Tidak bisa. Kampus kami melarang orang asing untuk masuk kecuali mahasiswa dan mahasiswi sini serta orang-orang penting saja."

"Jadi, tolong kembali ke rumah, Bu," sambungnya beriringan dengan senyuman yang merekah.

Si Ibu memberontak, dia menerobos Raya tetapi segera di halangi lagi oleh Janesha. "Bu, harus tau aturan. Tanpa mengurangi rasa hormat. Saya meminta Ibu untuk kembali pulang, jangan masuk tanpa izin dan kepetingan mendadak." Janesha berujar tegas.

"Anak saya mau tampil. Saya harus lihat seberapa keren anak saya."

"Saya tidak peduli, Bu. Mau keren atau tidak, peraturan tetap peraturan. Jika Ibu tetap memaksa, kami terpaksa mengusir Ibu dengan cara yang tidak sopan."

Si Ibu tetap saja kekeuh. Dia mendorong Janesha hingga perempuan itu hampir terjatuh jika Raya tidak menarik bajunya cepat. Namun, langkah si Ibu berhasil di hentikan oleh Najen yang menyekal lengan nya.

"Maaf sebelumnya. Saya terpaksa menarik Ibu dengan cara saya." Najen membawa si Ibu menjauh dari area gerbang depan dengan cara menariknya. Beberapa kali si Ibu bersikeras memberontak, tetapi Najen tetap kuat pada pendirian nya. Di bawanya si Ibu itu ke parkiran.

Najen melepaskan cekalan tangan nya. "Maaf, Bu. Tapi sikap Ibu bikin kami terpaksa melakukan pengusiran seperti itu."

"Jika Ibu ingin melihat penampilan anak Ibu. Ibu bisa lihat streaming di YouTube nya GS Entertainment atau Instagram nya Mandala. Kalau ada yang perlu Ibu berikan untuk anak Ibu, bisa di titipkan ke saya atau di berikan nanti setelah dia pulang." Najen masih dengan nada sopan. Karena seemosi apapun dia, tidak boleh menggertak terlalu keras karena lawan nya orang tua dan peran penting bagi setiap anak. Jika tidak terlalu kelewat batas, dia masih bisa memberikan sopan santun.

Si Ibu akhirnya mengalah. Dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikan nya kepada Najen. "Tolong berikan ini untuk anak saya. Dia suka gak bisa tidur kalau gak minum susu buatan Ibunya."

Najen jelas terdiam tak percaya. Mahasiswi mana yang tidak bisa tidur jika tidak minum susu buatan sang Ibu? Najen menerima dengan raut yang masih terpelongo. "Dia gak bisa bikin sendiri?"

MANDALA (END)Where stories live. Discover now