[ 019 • Kejadian yang tak terduga ]

946 80 11
                                    

Harry tersenyum, menatap pintu didepannya yang terbuka lebar menampilkan orang-orang yang berkumpul penuh antusias. Hari ini hari dimana peserta turnamen dipilih. Harry begitu senang mengingat kejadian kemarin bersama Lucifer di dalam mimpi.

"Bisakah kau membantuku" Harry bertanya pada gadis berambut pirang disampingnya itu. "Membantu apa?" Gadis itu bertanya dengan kerutan di wajahnya.

Dirinya menyeringai dan membisikkan sesuatu di telinga gadis itu.

"Kau benar-benar jahat Potter"

Mereka melangkahkan kakinya masuk dan duduk di salah satu meja. "Siapa perwakilan dari Hogwarts?" Theo bertanya dengan roti isi di mulut nya. "Tidakkah kau melihat koran Hog-news? Diggory itu mencalonkan diri" Pansy berkata sambil memutar bola matanya, sedangkan Theo mendengus keras keras disamping temannya itu.

Hog-news. Sebuah club siswa yang berisi berita-berita di seluruh Hogwarts yang dicetak dalam bentuk koran dan hanya disebarkan di seluruh penghuni Hogwarts saja. Nona Parkinson itu jelas ikut, mengingat sifat nya yang begitu kepoan.

Tak lama Dumbledore tiba dengan dua kepala sekolah lainnya, dirinya mengucapkan beberapa patah kata hingga akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba.

Piala api itu menyemburkan apinya dan keluar sebuah kertas.

"Viktor Krum dari Dumstrang!"

Sorak-sorai terdengar dari anak-anak Dumstrang. Seorang pria tampan dan gagah berdiri dan berjabat tangan dengan Dumbledore.

"Fleur Dellacour dari Beauxbatons Academy of Magic!"

Kemudian, wanita anggun dari Beauxbatons berdiri dengan senyum elegan nya.

"Cedric Diggory dari Hogwarts!"

Sorak-sorai terdengar lebih keras daripada sebelumnya,pria tampan berseragam Hufflepuff itu berdiri dengan senyumnya. Dirinya berjalan dan berjabat tangan dengan Dumbledore.

Ketika tiga peserta itu sudah ditentukan,piala api tiba-tiba menyemburkan apinya lagi. Muncul sebuah nama yang membuat Dumbledore terkejut.

"Ronald Weasley dari Hogwarts"

Seketika aula hening. Bukankah seharusnya hanya ada satu perwakilan saja di tiap-tiap sekolah,mengapa ini ada dua? Terlebih Ron masih 14 tahun? Pertanyaan itu muncul dari benak murid-murid Hogwarts utamanya dari Gryffindor, sementara Slytherin terlihat puas setelah si Weasley itu dengan entengnya mengejek-ejek Harry mereka.

Dengan gugup,pemuda berambut merah itu berjalan kedepan. Berbagai tatapan mata menatapnya. Curiga,benci,marah,iri, mendukung dan lainnya.
.
.
.

Esoknya,Surat Hog-news penuh dengan berita soal Ronald Weasley. Jika menemukan kumpulan orang-orang di setiap sudut Hogwarts,mereka pasti akan membicarakan hal itu.

"Ini benar-benar aneh?! Bagaimana bisa si Weasley itu masuk menjadi peserta nya?!" Pansy berujar frustasi. Dirinya menduga-duga apa yang dilakukan Weasley sehingga ia bisa masuk menjadi peserta nya. "Dia pasti pakai ilmu hitam" tuduhnya dengan ujung jari nya ia gigit.

"Ayolah, bukankah menarik melihat si Weasley itu menderita di turnamen nya?" Theo berkata sambil menyeringai, jujur dirinya cukup antusias. Tidak sabar menunggu wajah Weasley yang menghadapi tantangan turnamennya.

"Kita lihat,sejauh mana dia bertahan"
.
.
.

To be continued.

Hai semua!

Ehem! Aku mau bicara sesuatu pada kalian semua. Pertama-tama maaf buat yang berekspektasi jika novel ini adalah Drarry. Kemarin aku adain voting di wall aku dan banyak yang milih Harco jadi, untuk memenuhi keinginan readers kuuu yang tercintahh novel ini resmi Harco. Maaf jika mengecewakan kalian yang berharap Drarry.

Nah untuk mengurangi rasa sedih kalian,gimana kalo kalian baca novel ku yang lain. Mommy Sev nungguin kalian. Bye bye 👋👋

See you 💚💚💚 sekebunn

Second Life [ Harco ]Where stories live. Discover now