[ 000 • Year one ( end ) ]

4.2K 273 13
                                    

"Kau ingin kehidupan kedua?" Tanya wanita berambut panjang berwarna putih dan gaun putihnya. Mata merah darah itu seolah menantang Harry yang terduduk di bawahnya. Matanya berkilat tajam jika saja tak tertutupi oleh wajah jahilnya.

Harry sedikit merasa terintimidasi oleh wanita dihadapannya itu, menghilangkan rasa takutnya,Harry memberikan senyuman seringai,mata emerald berkilat berbahaya "Oh,jika kau mampu melakukan nya,aku tidak keberatan" tantangnya membuat wanita dihadapannya terkesan karena Harry yang tak merasa terintimidasi oleh auranya,ia terkekeh geli mendengar ucapan Harry. Apa bocah penyihir ini meragukannya? Huh.

"Kau cukup berlagak ya, Potter. Tell me Harry, kapan kau ingin memulai semuanya?" Tanya gadis aneh itu dengan wajah seringainya. Harry balas bersmirk nakal seraya berkata "Oh,Merlin akan mendengar ini. 1 September 1991"

Dengan satu kalimat itu,roda gigi berputar perlahan,kepala Harry rasanya pusing. Muncul bayangan-bayangan cepat yang Harry tak mampu menatapnya,sampai akhirnya berhenti di sebuah stasiun bertuliskan HOGWARTS EXPRESS peron 9¾. Tubuhnya mengecil dan dia mengenakan pakaian lusuh seperti beberapa tahun lalu. Harry terkagum kagum dengan kekuatan yang dimiliki wanita albino itu, seberapa hebat dia? Harry tidak tahu. Ia menatap wanita itu dengan wajah kagumnya.

"Aku tidak bohong kan?" Katanya dengan nada bangga dan sombong,mungkin jika wanita itu adalah seorang penyihir maka sudah pasti dia akan masuk ke Slytherin. "Bagaimana kau melakukannya?" Harry bertanya "Itu rahasia"

"Cepatlah pergi,kereta akan berangkat 10 menit lagi. Oh Harry,ingat ini adalah kesempatan mu yang pertama dan terakhir kalinya. Jangan pernah sia-siakan kesempatan ini,Hades tak sebaik itu" katanya sebelum menghilang layaknya debu yang terbang.

Kemudian,Harry mendorong kopernya dan masuk kedalam kereta,mencari kompartemen yang masih kosong. Sampai ia menemukannya,ia duduk di samping jendela, menatap pemandangan yang sudah familiar baginya.

"Jadi benar, Harry Potter has come to Hogwarts" suara dari bocah bersurai pirang-platina memecahkan suasana diantara semuanya. "This Crabbe and Goyle and i Malfoy, Draco Malfoy" Ia memperkenalkan kedua temannya kemudian berjalan kearah dimana Harry dan Ron dan memperkenalkan dirinya. Ron terkikik mendengar nama bocah bersurai pirang-platina itu,yang mengundang tatapan tajam dan mencemooh dari bocah bersurai pirang-platina itu.

"Kau pikir namaku lucu? Tidak perlu memperkenalkan diri mu, jubah bekas dan rambut merah itu kau pasti keturunan Weasley, Bloodtraitor" Sarkasnya dengan tatapan mencela yang membuat Ron terdiam,ia kembali menatap Harry "Tentu kau tidak ingin mengambil langkah yang salah kan Potter? Aku bisa membantumu untuk hal ini " katanya sambil mengulurkan tangannya untuk dijabat. Harry memandangnya,ia merasakan deja vu. Kehidupan sebelumnya juga seperti ini,namun sayangnya ia menolak pertemanan nya. Harry tersenyum,kemudian menjabat tangan Draco "Terimakasih,aku Harry,Harry Potter" katanya dengan senyum khasnya.

Sejujurnya Dracon tak berharap lebih untuk berteman dengan The-boy-who-lived. Tapi siapa sangka kalau bocah itu menerima pertemanannya.

Suatu hal yang tak disangka-sangka oleh Harry pun terjadi. Saat upacara seleksi dimulai dan topi seleksi bernyanyi menentukan anak tahun pertama tinggal. Dan ketika nama itu disebut.

"Harmione Granger" Panggil profesor McGonagall. Gadis berambut panjang bergelombang keturunan muggle itu berjalan kedepan untuk diseleksi, dimanakah ia tinggal selama di Hogwarts.

'Mmm.. sulit sungguh sulit.. bagaimana jika..'

"Slytherin"

Second Life [ Harco ]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora