29.welcome baby boy

7.1K 138 0
                                    

Happy Reading ❤

Sore ini suasana di rumah tampak begitu tenang

ilora duduk bersandar di kepala kasur sambil membaca beberapa novel yang Arkan belikan

Bukan tanpa sebab, mengingat usia kandungan ilora sudah memasuki hari hari kelahiran membuat wanita itu sulit beranjak dari tempat tidur dan berakhir bosan

ilora meringis pelan ketika perutnya terasa mulas dan seperti di cengkram kuat

Wanita itu memejamkan matanya dengan mulut terbuka tangannya juga meremas pelan dress rumah yang dia kenakan

"A-Arkan! " Teriak nya keras tanpa menunggu lama sosok yang di panggil telah tiba dengan muka paniknya

"Kenapa sayang? " Tanya nya sambil memeluk tubuh ilora  yang bergetar

"S-sakit" Melihat itu Arkan langsung mengangkat tubuh istrinya membawa nya menuju mobil

Setelah memastikan  ilora duduk dengan aman Arkan mengecup sekilas pipi Wanita itu "Bertahan sayang"

Mobil hitam itu melesat dengan kecepatan tinggi membelah hiruk piuk suasana Sore

15 menit berlalu mobil Arkan sudah terparkir asal di depan sebuah Rumah sakit

Lelaki itu langsung turun dan memutari mobil untuk mengangkat tubuh Istrinya

Berjalan cepat menuju UGD. Tubuh ilora langsung di Terima di sebuah brankar yang di bawakan beberapa suster

"Tunggu sebentar, kami akan memeriksa terlebih dahulu" Ucap seorang dokter kemudian memasuki ruangan

Dari jauh terlihat kedua orang tuanya dan ilora yang di dampingi para ke empat sahabat nya

"ilora kenapa Ar? " Raya bertanya dengan nafas memburu menatap putra semata wayangnya lekat

"Nggak tau ma, tadi dia bilang perutnya sakit" Ucapnya dengan raut khawatir

"Kamu tenang, itu tandanya Anak kamu udah nggak sabar ketemu ayah nya" Mark memberi penjelasan

Bersamaan dengan itu pintu terbuka menampakkan seorang suster "Suami pasien? "

"Saya! "

"Anda di minta masuk oleh dokter, untuk mendampingi persalinan " Arkan mengangguk dan langsung berjalan mengikuti suster tersebut memasuki ruangan ilora

"Kita bakal jadi Oma Ray"ita berucap, air matanya menetes tanpa di minta

Anak perempuannya yang dulu dia gendong dan besarkan kini akan berjuang juga untuk melahirkan seorang anak

"Gue ngebet di posisi Arkan" Celetuk Alfa tiba-tiba

Melanie yang ada di samping nya langsung melotot garang

"Ngode dia tuh Mel" Ucap Kirana sambil menyenggol pelan bahu Gadis itu

Sedangkan di dalam ruangan Arkan begitu terpukul melihat wajah cantik ilora yang banjir keringat

Bibirnya terus mengecup lembut kening istri cantiknya tak lupa tangganya yang saling bertaut dengan tangan kecil ilora

"Kamu kuat sayang, " Arkan berbisik dengan lembut di sertai senyuman

Dia harus bisa menjadi penguat istrinya

"Dorong bu, " Ucap seorang dokter yang menangani persalinan ilora

"Arghh!! " ilora berteriak keras tanganya setia menjambak rambut suami nya yang berada di sebelah nya

Arkan hanya pasrah rasa sakitnya tidak sebanding dengan perjuangan wanita nya saat ini

"Sekali lagi bu! "

"Arghh,!! "

Sontak seluruh ruangan terisi dengan suara tangisan bayi yang begitu kerasnya

Kepala ilora jatuh dan langung memejamkan matanya sejenak, air matanya sudah luruh sejak tadi
Dia resmi jadi seorang ibu.

Arkan memeluk tubuh lemas istrinya dan menghadiahi begitu banyak kecupan

"Makasih sayang, makasih" Gumam Lelaki itu

Air matanya ikut menetes melihat perjuangan hebat Istri cantiknya

⚪⚪⚪

"Anjay, Copy an Arkan bener! " Alfa menggeleng melihat wajah seorang bayi kecil yang sangat mirip dengan Ayah nya

"Wajar dong kan bapak nya, Yang nggak wajar itu kalo dia mirip sama lo! " Kirana berucap dengan tangan sibuk menguyel nguyel pipi tembam anak pertama Arkan itu

Malam ini yang tertinggal hanya Arkan dan para sahabat nya para orang tua sudah pulang terlebih dahulu untuk membersihkan badan

"Halo ganteng" Sapa melanie sembari tersenyum manis

Alfa ikut berdiri di samping gadis itu"Lucu ya, yang"

Melanie hanya mengagguk dan tersenyum "Lo yakin nggak mau punya yang kayak gitu satu? " Kini sanggara yang berucap

Pemuda Dingin itu kini telah santai tiduran di sofa berbantalkan paha Kirana yang baru saja duduk

"Sok bener lo nyuruh-nyuruh gue. Lo nya kapan? " Alfa melempar balik celetukan sahabat nya itu

"Gue udah bilang, secepatnya! " Sanggara berucap dengan santai nya

Sedangkan kedua pasangan yang tampak acuh dengan sekitar itu asik sendiri

Arkan yang sibuk menyuapi ilora dengan bubur dan ilora yang sesekali tersenyum mendengar ucapan para sahabat nya

"Kamu udah siapin nama buat Baby kita? " ilora bertanya setelah bibirnya di usap Arkan karna baru saja ritual makannya selesai

Arkan tersenyum dan mengangguk "udah" Ucap nya mantap

"Apa?" Tanya nya lagi di balas gelengan Arkan

"Itu kejutan, setelah kamu balik ke rumah langsung kita kasi nama itu " Kata Arkan sembari mengangkat tubuh mungil Anak nya

"Hey, boy" Sapa Arkan mengecup pelan hidung mungil nan mancung putra pertama nya

"Bawa kesini, biar aku kasi minum" Ucap ilora sembari mengayun ayunkan tangannya

"Tutupin tirainya dulu"

"Buat apa? "

"Kamu mau aset kamu di liat-"

"Sebentar! " Arkan langsung menyela ucapan istri cantiknya itu

Enak saja, aset nya adalah seluruh hal yang melekat pada tubuh ilora. So tidak bisa di lihat siapapun

Setelah meletakkan putranya di gendongan ilora, Arkan berjalan menuju besi gantung yang terdapat kain tirai

Arkan menggeser pelan membuat para sahabat nya menoleh "mau ngapain Ar? Baru lahiran loh itu" Celetuk Alfa terkikik geli

"Sabar dong papa muda" Kirana ikut menggoda Arkan

"Bacot! "

"Sensi bener dah" Setelah tirai tertutup Arkan langsung duduk di sebelah istrinya sembari mengambil alih bayi mungil itu

Agar ilora lebih mudah membuka penutup dada nya

"Kuat bener dia minum" Arkan berucap ketika melihat seberapa lahap nya putra nya itu menyedot asi sang bunda

ilora hanya tersenyum "tapi aku nggak rela"  Tiba-tiba Arkan merengek membuat ilora melotot. Kenapa lagi suami nya ini?

"Kenapa sih, hm? " ilora memeluk kepala Arkan setelah meletakkan bayi nya di box kusus. Tepat di sebelah brankar nya

"Masa harus berbagi, sayang? "

"Berbagi Apa? " ilora bertanya, sebenarnya dia sudah sangat paham alasan rengekan suami nya ini

"Susu lo! "

~TBC

Fyuhh , sorry kalo garing wheheh

Baylupp

ARKAN (END) Where stories live. Discover now