56. Pilihan yang mutlak

26.9K 2K 1.4K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Maaf, maaf. Kuota ku habis 😭🤲


Seisi pesantren di hebohkan dengan kegaduhan di gudang pesantren yang ada di area belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seisi pesantren di hebohkan dengan kegaduhan di gudang pesantren yang ada di area belakang. Santri santri mulai berspekulasi banyak hal. Mereka mulai muncul dan tentu saja penasaran apa yang terjadi disana.

"Hana."

Azzam baru saja memanggil nya. Ketika ia melangkah untuk mendekat, perempuan itu langsung saja menjauh dan menepis tangan Azzam yang baru saja ingin menyentuhnya. Air mata Hana seketika lolos. Perempuan itu menyadarinya dan menghapus nya dengan cepat.

"Na, wallahi... Saya ngga ngelakuin apapun."

"Bohong!!" Perempuan menolak ucapan nya. Hana mendorong nya.

Azzam menggelengkan kepalanya. Ia menggenggam kedua tangan Hana dan mendekat padanya. Hana ingin melepaskan nya dengan paksa tapi tidak bisa.

Azzam menatap perempuan itu dengan lama. Tangan nya dingin, gemetar, keringat dingin.

"Na..." Suaranya ikut gentar. "Kamu harus percaya. Saya ngga ngelakuin apapun!!"

Perempuan itu mulai menangis dan berusaha untuk melepaskan diri. Sadam datang untuk menarik Azzam yang secara tanpa sadar menyakiti tangan istrinya. Ayra juga datang untuk menenangkan Hana.

"LEPAS!!!" Azzam menepis Sadam. Sadam diam dan memandang nya. Azzam menatap nya tajam.

"Saya tidak melakukan apapun disini. Saya di jebak?!"

"Bagaimana bisa kita percaya kalau lo dengan perempuan itu berduaan disini yang entah sudah berapa lama?!" Sadam tentu tidak terima saat mendengar Azzam meninggikan suara nya.

Azzam tidak peduli dengan saudara nya itu. Ia menjauhkan diri dari nya dan berusaha untuk mendekat ke arah Hana. "Na, kamu, harus dengar saya."

Hana memandang ke arah Anaya yang masih berada di dalam gudang. Meringkuk seperti tidak berdaya. Keadaan nya berantakan. Kemudian ia mengalihkan pandangan nya pada Azzam.

Kancing kemeja hitam nya saja sudah lepas beberapa. Hana tak sanggup memikirkan apa yang terjadi.

"Jangan coba coba sentuh aku?!!" Hana menepis tangan Azzam dengan kasar.

"Kalau memang Gus Azzam berniatan untuk menikah, setidaknya bicarakan dengan ku dulu?! Aku bakalan berhenti setelah melahirkan nanti, karena aku ga mau di poligami?!!"

"Tidak, Na. Tidak ada yang berpoligami?! Saya di jebak?!!"

Hana menggelengkan kepalanya. Ia mengepalkan tangan nya. Tangan nya bergerak dan menyentuh kemeja Azzam yang sedikit terbuka. Pria itu menyadari nya.

GUS AZZAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang