09. Sakit, Rindu, Alaska.

101K 7K 67
                                    

Assalamualaikum. Bagaimana kabar nya?

Karena banyak yang meminta saya up, jadi baiklah saya up kali ini. Maaf kalau misalkan saya jarang up.

Tetap betah ya. Saya masih punya banyak draft juga :)

[Satu jejak anda, sudah sangat berarti. Apalagi jika banyak. Beuh]

Jangan lupa follow Instagram :

@wp.itsnour29
@nnourshanie

Tik tok [saya suka spoiler di sini] :
@nnourthe

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin."

*


Hana menarik nafas jengah dengan sama. Kesulitan nya menghafal nama nama Nabi dan mempelajari angka angka dalam bahasa Arab. Susah bagi nya.

Tentu Hana merasa lelah di tengah kesendirian nya yang masih berteduh di bawah pohon mangga milik Umma Hansa.

Sesaat, kepala nya terangkat melihat kegirangan Najwa yang berjalan mendekat, seperti tengah berbahagia.

"Eh, mba Najwa dateng. Habis dari mana? Kok senyum senyum?"

"Itu loh, mba Hana. Aku dapat telepon dari mama papa ku. Seneng deh bisa dengar suara mereka. Jadi ga sabar pengen pulang, kangen suasana rumah jadi nya.."

"Oh, mama papa nya mba Najwa nelpon?"

Kini, Najwa duduk di samping nya, perlahan, senyum nya memudar dan menjadi bingung melihat diam nya Hana.

"Mba? Mba Hana kenapa?"

"Ah, jadi kepikiran sama ayah bunda. Mereka kangen aku ga ya?"

"Pasti kangen. Mungkin mereka sibuk."

"Iya juga sih, bunda pasti capek bikin kue, ga ada yang bantu cicipin kue nya di sana selain aku.." gumam Hana, mata nya sedikit berkaca kaca.

"Sabar ya, mba. Memang gitu kalau awal masuk pondok." Kemudian Najwa menepuk pundak Hana.

"Yakin deh, mereka mengirim mba Hana ke sini untuk memperbaiki diri. Semua nya adalah rencana Allah. Tugas kita itu, mendoakan orang tua yang ada di sana."

Najwa mengusap punggung Hana dengan perasaan iba, dia tau bagaimana rasanya di posisi Hana. Dia mengalami nya saat pertama kali memasuki pondok pesantren. Memang benar, rasa rindu dengan orang orang di rumah dan suasana nya.

*

Malam usai melaksanakan shalat isya, Hana menyempatkan diri untuk berjalan ke ndalem karena penasaran dengan hadiah yang di katakan Gus Azzam tadi.

Nampak, Hana duduk di pinggiran kasur, dan melihat pria itu baru saja memasuki kamar nya dengan ponsel yang ia gunakan.

Dia tersenyum dan ikut duduk di sebelah Hana.

"Hadiah apa sih? Apa harus senyum senyum kayak gitu? Pasti aneh aneh ya?"

"Kamu harus sabaran sebentar, jaringan nya agak eror"

GUS AZZAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang