06 - Takdir, bukan kebetulan.

114K 7.3K 82
                                    

Yipiyey yeyy, akhirnya up lagi hahaha. Jangan lupa ngasih komen, sekalian vote nya biar tetap lanjut.







***





"Duh, ini ngapalin nya gimana ya. Udah tujuh keliling dunia, tujuh kali tujuh sama dengan empat puluh sembilan, tapi masih belum bisa."

Bisa saja, kalian menyebut Hana sudah gila. Bagaimana dia memutari pohon mangga milik Umma Hansa untuk mempermudah hafalan nya.

Apalagi di dukung dengan suasana sepi, dan tenang, jadi Hana merasa bahwa di sanalah ia harus menghafal surah al-kahfi, hukuman dari Ustadzah Rina.

Dug!

"Gue nyerah!!!"

Hana menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya pada saat itu. Dia meluapkan semua nafas kasar nya di sana.

"Assalamualaikum, mba Hana!"

Gadis itu menoleh, melihat Najwa dan Syifah datang menghampiri nya.

"Mba Hana lagi ngapain?"

"Hafalan," jawab nya lemas, "gue di fitnah sama santriwati yang nama nya Adara itu, sok senior pula. Akhirnya di hukum sama ustadzah Rina. Padahal dia yang berulah duluan,"

"Serius Ustadzah Rina menghukum kamu karena di fitnah sama Adara?"

Hana menoleh karena mendengar pertanyaan Najwa yang duduk di samping nya.

"Adara memang kayak gitu orang nya. Udah lama dia gitu. Kakak ku, yang pernah jadi senior nya Adara pernah cerita kalau Adara itu sering bikin ulah diam diam di pesantren. Bahkan suka banget jahil sama santriwan"

Najwa dan Hana seketika melihat ke arah Syifah yang menyahut barusan.

"Serius? Santriwan? Pernah ketahuan ga?" Tanya Najwa, ikut penasaran. Syifah berusaha mengingat, lalu ia mengangguk.

"Katanya sih iya. Sering ketahuan. Sebenarnya dia mau di keluarin dari pesantren, tapi Kyai Zayn ga mau. Semua orang juga tau kalau Adara itu yatim piatu. Nenek nya udah tua, sekarang lagi di Malaysia. Kyai Zayn kenalan baik sama mendiang ayah nya Adara."

"Jadi sekarang gimana? Ga bener tuh orang! Akting nya ngalahin sinetron. Masa gue di suruh hafal surah Al-Kahfi? Mana baca nya ga lancar banget ini"

Syifah bergeser ke arah Hana, "Duh, gimana ya. Ustadzah Rina kalau ngasih hukuman ya harus hafalan, mba Hana. Mau mba Hana masih iqro' atau udah ke tahap Al-Qur'an, ya tetap harus mengikuti hukuman yang di berikan."

"Kalau ga hafal? Gimana?" Tanya Hana, sekedar penasaran. Sedikit takut.

Syifah kembali menyahut, "hukuman nya di gandakan. Bisa jadi besok nya mba Hana di suruh jalan jongkok mengelilingi lapangan pesantren,"

"Lah!! Kejam banget?! Harus gitu?"

"Ya.. aku pernah ngalamin soalnya hehe,"

Najwa memukul pelan lengan Syifah untuk berhenti berbicara. Karena perkataan nya, membuat raut Hana menjadi ragu, tidak yakin, dan gelisah.

GUS AZZAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang