48. Mata yang indah

35.9K 2.3K 1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

haiii. cie, ada yang target nya udah tembuss.

nanya lagi dungg, kalian nemu cerita ini dimana, ya? penasaran aja 🙃


"Mata yang indah itu, adalah mata yang pandai menjaga pandangan nya."
- Muhammad Azzam Al-Furqan.

"- Muhammad Azzam Al-Furqan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Azzam memilih untuk bepergian bersama Sadam untuk keluar dari pesantren berhubung pria itu juga akan pergi mengajar di kampus. Azzam masih tak mengira jika Sadam ternyata sudah menjadi seorang dosen muda.

"Bekal dari mana ini? Kenapa bisa di tas?"

Sadam baru saja datang setelah keluar dari mobil. Azzam berdiri di dekat mobil dan terlihat bingung setelah memeriksa tas nya setelah merasa ada yang menjanggal nya.

"Oh." Sadam bersuara. Ia berdehem. "Dari umma."

"Umma?"

Sadam mengambil tas nya, ia memperlihatkan kotak makan yang sama persis dengan milik Azzam. Hanya saja warna kedua nya yang membedakan. Kedua alis nya terangkat.

"Selesai subuh, Umma langsung bikinin. Ini aja gua ngeliat diam diam."

Azzam tertawa kecil. Ia memasukkan nya kembali ke dalam tas nya.

"Umma bilang, ”Kalian pergi, dan pulang dalam keadaan kenyang.” Tuhkan." Sadam terlihat mencoba mengingat ingat. Dan terdengar meniru cara bicara Umma nya yang khas nya. Pria itu ikut tertawa.

Sadam mengibaskan tangan nya. Azzam pun menambah perkataan, "Dari dulu, memang ngga pernah berubah. Kayaknya sempat lupa kalau anak anak nya sudah beristri."

"Zhafran?"

"Masih lama."

Sadam menghela nafas. Azzam mengulurkan tangan nya. Sadam segera memberikan kunci mobil itu, ia memegangi tas nya. "Pergi sana."

"Ngusir?"

"Ah, ngga."

"Terus?"

Sadam mengetuk jam tangan nya. "Ntar lo lambat. Gua aduin Umma."

"Dasar tukang ngadu."

GUS AZZAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang