34. Perasaan Umma

57.9K 3.6K 883
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Haiii sobatt 👋

Bnyk yang nanyain update nya 😭😭 maaf ya, sobat. Aku sibuk jadi panitia MPLS waktu itu, jadi ga ada waktu buat nulis. Tapi sekalinya nulis langsung nge-draft 4 part sekaligus. Minggu ini, akan ku update secara rutin kembali.

700+ komen + 300 vote. LANJUT UPDATE BESOK MALAM!!

tertarik???

Happy readinggg 🤍

•••






Mata Hana terbuka menatap ke arah jam dinding di dalam kamar. Gadis itu bersandar santai di tembok kamar sembari menunggu suami nya pulang dari shalat tahajjud berjamaah di masjid.

Hana memegangi rambut nya yang basah. Ia tidak memberanikan diri untuk keluar kamar karena sedikit malu. Mandi terlalu pagi. Jika Hana di tanya soal mandi pagi, gadis itu mungkin akan menjawab bahwa air nya sangat dingin.

Sesaat, pintu kamar terbuka dan di susul dengan salam seseorang. Yang tak lain adalah suami nya. Azzam masuk perlahan kemudian kembali menutup pintu. Pria itu berbalik badan dan melihat ke arah istri nya.

Hana menatap Azzam cukup lama, begitupun sebaliknya. Hana mengambil bantal kecil yang ada di samping nya kemudian melemparkan itu ke arah suami nya.

Azzam terkejut tapi langsung menangkap benda itu. Ia menatap tawa. Hana mengalihkan pandangan nya.

"Sudah.. shalat tahajjud?" Tanya nya pelan. Tak berani meninggalkan tempat nya.

"Udah." Jawab Hana singkat.

Azzam bergeming sejenak.

"Baik. Kenapa kamu melakukan nya?"

"Lagi ngga bisa tidur."

"Lalu kenapa melampiaskan nya kepada saya?"

"Ngga boleh?"

"Jelas."

"Kazam yang harus bertanggung jawab."

Sebentar. Bertanggung jawab apa nya? Gus Azzam memasang ekspresi bingung. Hana yang tengah memasang wajah cemberut mulai mengalihkan wajah suami nya dengan mencubit pipi nya sehingga Azzam bisa melihat cangkir yang isi nya kopi, tapi sudah hampir habis sisa.

"Kenapa?" Tanya nya penasaran.

"Kopi nya Kazam yang bikin aku ga bisa tidur! Padahal cuma minum dikit!"

"Kamu yang minum, kenapa saya yang bertanggung jawab?"

Hana terdiam saat di balas demikian. Ia melihat sekitar dan melihat bantal kemudian melemparkan nya kepada sang suami. Azzam sampai memasang senyum lebar. Meskipun istri nya sedang dalam kondisi seperti ini, bisa bisa nya masih menggemaskan. Ada ada saja.

"Baik, ayo keluar kamar."

Hana mengalihkan pandangan nya kembali. "Ngga mau. Kalau di lihat Umma, aku mau bilang apa? Rambut ku masih basah."

GUS AZZAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang