BAGIAN TIGA PULUH TIGA

Comincia dall'inizio
                                    

Tersenyum cerah dengan tangan yang semakin erat memeluk perut sang gadis dari belakang. Cleo mengangguk, rasanya sangat berat harus bersembunyi layaknya pecundang seperti ini. Namun, setelah kejadian satu bulan yang lalu. Cleo dapat menyimpulkan, bahwa tiga sahabatnya itu telah jatuh hati pada gadisnya. Maka sedikit melakukan hal licik, tak apa bukan?

“Kenapa ada di luar, hm? Kamu gak kedinginan?”

Tersenyum teduh. Gadis yang berada dalam pelukannya mulai berbalik, membuat Cleo dapat melihat wajah itu dengan jelas. Tersenyum sifat akan rasa rindu, membuat ia terhanyut dalam tatapan dan senyum kelewat teduh itu. “Gimana? Kamu gak takut ketahuan?”

“Buat apa takut Queenby, aku udah janji. Kamu dan aku bakal bersama, jadi. Mereka gak bakal bisa nemuin kamu, ini tepat yang aku rahasian dari semua orang” jelas Cleo mengusap pipi itu lembut. Sebelum, ia mulai bergerak. Hendak mencium sang gadis. “Gak ada ya! Hari ini gak ada cium!! Aku pengen bibir aku sembuh dulu.” katanya galak, dengan bibir yang mengerucut lucu. Membuat ia dapat melihat dengan jelas, bibir gadisnya yang sedikit terluka karena ulahnya empat hari yang lalu. “Oke, tapi kecupan singkat. Gak papa, kan?”

Memutar bola matanya malas. Alya sedikit berjinjit, sebelum memberikan kecupan singkat yang di inginkan oleh Cleo. “Udah, sekarang. Aku pengen masak, kamu mau makan apa?” tanya Alya sembari melangkah menuju dapur. Tempat yang sering ia kunjungi.

“Apa aja, asal kamu yang bikin” Cleo mengekor dari belakang. Membuat Alya mendengus tak suka mendengar jawaban yang kurang memuaskan dari Cleo. “Leo, please. Kamu udah sering bilang gitu, sekarang. Aku pengen jawaban yang beda,” ucap Alya dengan wajah memelasnya yang begitu menggemaskan.

“Swkarang aku tanya lagi, kamu mau makan apa?”

“Nasi goreng aja, lagi pengen banget. Dah lama gak makan, makanan itu semenjak kita pindah. kan?”

Berpikir sejenak, Alya baru ingat. Jika mereka memang belum pernah makan masakan atau makanan Indonesia sejak kepindahan mereka. Setiap hari, juru masak dan beberapa pelayan selalu menghidangkan makanan yang bisa dibilang—mewah untuk ukuran makan dirumah.

“Oke, kamu diam disitu.” instruksi Alya tahu jika Cleo akan menempeli dirinya seperti cicak ketika memasak. Sudah biasa, pemuda itu cukup manja setelah mengenal Cleo dengan baik selama satu bulan ini.

“Ayolah By,” rengek Cleo misuh-misuh ditempatnya duduk. Kesal dengan Alya yang selalu saja menolah perlakuan kecil darinya.

Tapi... Cleo bersyukur, ia sekarang bisa bersama dengan Alya untuk jangka waktu yah—bisa dibilang akan lama. Mungkin? Jika Celvin tak mencurigai dirinyalah dalang dari penculikan Alya, tidak! Ini tidak dapat di sebut penculikan. Mereka telah sepakat, jika Queen telah di temukan. Maka Alya akan di bebas.

Flashback 1 bulan yang lalu

“Gimana?” tanya Devan kala Varren dan Celvin telah berada di pinggir pantai. Setelah tadi berenang cukup jauh dari tebing hingga menuju ke sini. Namun, bukannya mendapat jawaban. Celvin beserta Varren malah diam, “Gue tanya. GIMANA SIALAN?!!” marah Devan dengan tangan yang sudah mencengkram kerah baju milik Celvin.

“Seperti yang lo lihat.” kata Celvin dingin, sebelum pemuda itu menepis tangan milik Devan. Berjalan untuk mencari benda pipih miliknya tadi yang sempat ia lempar sebelum terjun kedalam laut. “Kita hubungin anak buah kita, Alya harus ditemukan hari ini juga. Jika tidak. Tak ada yang dapat menjamin-Nya selamat.” jelas Celvin yang membuat semuanya terdiam. Kecuali Cleo yang sedari tadi hanya menatap laut lepas itu sedikit cemas.

Obsesi Devil'sDove le storie prendono vita. Scoprilo ora