BAGIAN TIGA PULUH SATU

Start from the beginning
                                    

Berjalan memasuki lift, sekarang Cleo harusnya berada di kamar berbagi tempat tidur dengan Alya. Tapi, sialnya! Karena takut ketahuan oleh Celvin dan dua sahabatnya yang lain. Cleo harus ikut mencari atau bisa di bilang—berpura-pura mencari. Lagipula, untuk apa ia mencari Alya. Orang, gadisnya sedang tidur nyenyak.

"Gimana Cleo?" tanya Celvin kala ia sudah memasuki apartemen milik mereka. Membuat ia hanya bisa mengedikkan bahu, menjelaskan jika ia belum menemukan keberadaan Alya.

"Ku rasa. Salah satu diantara kita, ada yang hanya menginginkan Queen, hanya untuk dirinya." ucapan Celvin yang begitu dingin dan mengintimidasi itu berhasil membuat Cleo tersenyum tipis, tahu betul bagaimana insting Celvin yang sangat kuat dalam menangkap sinyal dan mimik wajah seseorang.

"Maksudnya?" tanya Varren, melirik pada Cleo yang masih santai meminum kopi miliknya yang ia beli tadi, di luar.

"Cleo. Bisa kau jelaskan."

Terkekeh dengan rambut yang ia sugar kebelakang. Cleo menatap sangsi pada Celvin yang begitu peka pada sekitarnya, tak menduga. Jika pemuda itu akan cepat tahu akan perbuatannya. "Jelaskan apa? Memangnya apa yang ku perbuat? Dan kenapa harus aku yang jelaskan, kan. Kau yang membuat Varren bingung, bukan aku." ucap Cleo dengan seringai tipis. Tahu, jika Celvin ingin menjebaknya. Membuat ia berkata jika ia bukan pelaku penculikan Alya. Ck! Mana mau ia mengatakan hal yang begitu mencurigakan seperti itu.

"Wajah mu, kau berbeda. Tak seperti biasanya, kau, akan marah jika Queen pergi. Tapi sekarang? Apa yang terjadi?"

"Itu Queen yang pergi. Dia bukan Queen, kenapa aku harus marah? Kita disini. Ingin Queen, bukan? Maka tetap pada rencana, kenapa malah melibatkan gadis itu?" tanya Cleo dengan wajah yang mengintimidasi. Selalu saja, ia tak akan membiarkan gadisnya berada dalam lingkungan. Dimana, orang-orang tak menganggapnya ada. Alya adalah Alya! Dan Queen adalah Queen! Mereka jelas berbeda.

"Lo gak tau apapun sialan!!" oke! Varren mulai marah. Lihat saja sekarang tangan pemuda itu yang sudah nangkring di kerah kemeja hitam miliknya, membuat ia hanya bisa tersenyum mengejek. "Woah, santai bro. Kenapa harus memakai kekerasan? Kau Ren, kau sama menyedihkannya. Sama seperti mereka" Cleo tersenyum sebelum melepaskan tangan Varren dengan paksa. Membuat pemuda itu ingin melayangkan pukulan telak pada wajah Cleo.

"Sekarang ku tanya, siapa yang akan kalian pilih. Jika diantara Alaya dan Queen, yang harus kita tinggalkan?"

Diam. Hening seketika.

Cleo dapat menyimpulkan keterdiaman sahabatnya ini. Mereka, jelas masih ada rasa pada Queen. Dan sewaktu-waktu, mereka pasti akan membuang Alya jika suatu saat nanti. Queen kembali, dan Cleo? Ia tak akan membiarkan itu terjadi.

"Gak jawab? Pecundang!" ucap Cleo berbalik. Hendak pergi, sebelum suara milik Devan menggema dalam ruang tamu dengan sangat lantang dan tegas. "ALYA! GUE BAKAL TINGGALI QUEEN HANYA UNTUK ALYA."

Berbalik dengan tatapan yang tak percaya. Apakah Devan sedang mencoba untuk merayu dirinya? Dan membuat ia menunjukkan Alya pada mereka?

"LO GILA?!" marah Varren dengan tatapan seakan tak percaya. Hey ayolah! Alya baru saja masuk dalam hidup mereka. Sedangkan Queen? Mereka sudah sejak kecil tumbuh bersama. Lantas, bagaimana mungkin. Dua sahabatnya ini tega melepas Queen setelah pengorbanan mereka selama ini?

"Gue gak gila. Kalian yang gila, kalian membuat Queenby menjadi pelampi—"

"Diam kau!" sela Celvin dengan tatapan menajam. "Berikan Queen. Dia. Milik, kita." tegas Celvin dengan tatapan yang menusuk pada Cleo.

"Kau lupa? Dua tahun yang lalu, saat kita memperhatikannya. Kau sendiri yang bilang. Bahwa gadis itu akan kita tukar dengan Queen. Kau mengingkari janjimu sendiri Cleo." ucap Celvin yang berhasil membuat Cleo mengepalkan tangannya. Dengan deru nafas yang memburu.

"Kau taukan, dua hari lagi. Kita harus bertemu dengan gadis itu? Berikan dia. Atau aku sendiri yang akan merampasnyam"

Tersenyum sinis, Cleo tanpa mengatakan apapun. Berlalu, keluar dari ruangan yang berhasil membuat ia seakan ingin meledak dengan hembusan nafas berat. "Sialan!" umpat Cleo berjalan cepat untuk menuju lift. Ia harus menenangkan pikirannya yang kalut. Tak boleh berpikir gegabah. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Di satu sisi ada Alya, gadis yang ia cintai. Dan disisi lain, ada Queen. Gadis yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Al, apa aku harus merelakan kamu?" gumam Cleo kala lift tertutup, dengan ia sendiri yang hanya ada didalamnya.

TBC

Halo semuanya!!! Seneng gak dapat notifikasi update muncul?

Menurut kalian. Kalian bakal pilih Queen atau Queenby nih?

Dan ya, apakah keputusan Cleo menculik Alya salah? Dan apakah kalian mendukung perbuatan the devil yang ingin menukar Alya dengan Queen?

Cieeee! Pasti penasaran kan sama kelanjutan cerita ini?!

Aaaaaa, aku juga kok😌

Vote 700+700 komen untuk lanjut part berikutnya♡♡

Selamat menunggu part selanjutnya♡

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now