BAGIAN TIGA PULUH SATU

Start from the beginning
                                    

Brukk!

Nasib sial menimpa! Kenapa orang tak dapat melihat jalan dengan benar. Sampai orang yang berlari saja tak mereka hiraukan atau setidaknya menghindar, ini sungguh menyebalkan. "Do you have eyes?! Please, walk more cer-" menggantungkan kalimat yang sudah ia rangkai. Alya dibuat bungkam kala tahu siapa orang yang ia tabrak.

Cleo.

Pemuda dengan wajah bak bayi itu tersenyum menyeringai kala menatap mata Alya. Mengulurkan tangan dengan orang yang berlalu-lalang, seolah waktu berjalan cepat dengan ia dan Cleo yang hanya bisa saling bertatap-tatapan. "C-cleo?"

"Terkejut sayang?" tanya Cleo dengan tatapan yang menajam. Membuat Alya mulai berkeringat dingin dengan rasa takutnya yang kian meningkat. Apa ini kesialan? Kabur dari kandang serigala, sekarang harus terperangkap kandang macan? Ck! Kenapa takdir seolah tak berpihak padanya.

"Bangun atau perlu aku gendong?"

Memundurkan diri dengan wajah piasnya. Bagaimana sekarang? Siapa yang dapat membantunya di negara orang? Harusnya Alya tak kabur tadi! Sekarang. Ia pasti akan di siksa habis-habisan oleh Celvin dan Cleo. Karena berusaha untuk kabur dan melanggar aturan mereka.

"C-cleo, ini gak seperti apa yang kamu lihat. Tadinya aku lagi nyari Celvin, dia hil—"

"Dia yang hilang? Atau kamu yang emang mau ngilang?" potong Cleo dengan suara yang begitu deep. Membuat Alya semakin takut, ia tak ingin di siksa lagi.

"Gak git—"

"Aku bakal bantu kamu kabur" sela Cleo cepat. Dimana, hal itu berhasil membuat Alya tercengang bukan main. What? Akan membantu? Apa ini sebuah mimpi? Atau Cleo sedang di rasuki setan baik? Sungguh. Alya sedikit tak percaya dengan Cleo atau bahkan pendengarannya sendiri.

"Ha?"

Memutar bola matanya malas. Cleo tanpa berkata apa-apa lagi, langsung mengangkat tubuh Alya diatas bahunya. Membuat sang gadis memberontak dengan teriakan yang memekakkan telinga. Namun, lagi dan lagi, orang-orang hanya bisa melihat tanpa mau membantu. Hingga mereka telah sampai pada mobil milik Cleo yang terparkir sembarangan di depan sebuah cafe. "Diam baby, kamu mau aku lepaskan. Bukan?" tanya Cleo setelah berhasil masuk ke dalam mobil, dengan Alya yang meringkuk. "Gak! Aku gak mau ikut kamu! Dasar cowok brengse—mpp"

Double kill!

Alya seharusnya tak mengumpat. Cleo sangat membenci kalimat itu, namun. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, biar Alya tebak. Bibirnya pasti setelah ini akan terluka karena ulah Cleo.

Mengumpat dalam hati. Cleo dengan cepat menahan tangan Alya, menggenggam erat, dengan tangan yang saling tertaut. Cleo memang memiliki wajah seperti bayi, tapi tidak dengan tingkahnya. "Kamu boleh marah, tapi jangan pernah berani berkata kasar seperti tadi Al." desis Cleo setelah melepas pangutannya.

Mengambil sapu tangannya. Cleo mulai menuangkan obat bius pada sapu tangan miliknya. "Cleo! Kamu mau apa?!" tanya Alya menghindar, kala sapu tangan itu di dekatkan ke arahnya.

"mau nyulik kamu" kata Cleo sebelum menangkap kedua tangan Alya yang hendak memukulnya. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, Cleo segera menutup mulut Alya dengan sapu tangan yang sudah ia beri obat bius.

"Dasar cowok gila..." gumam Alya, sebelum jatuh tak sadarkan diri.

Flashback end.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now