3 - About Narendra

23 2 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Narendra belum henti-hentinya dari acara belajarnya. Sepulang sekolah ia langsung belajar, mengulang materi sampai ia benar-benar paham.

Narendra cukup pintar di sekolah. Mendapatkan peringkat satu paralel di kelas bahkan angkatannya. Meskipun begitu, dorongan untuk belajar dan meraih peringkat tinggi bukanlah dari dirinya sendiri, melainkan tekanan dari orang tuanya, terutama Sadirga Fernandes, ayah Narendra.

Narendra selalu dituntut untuk juara satu, bahkan nilai pun diharuskan untuk mendapatkan sembilan puluh ke atas.

Jika tidak, ia tak diperbolehkan keluar rumah berhari-hari sampai ia benar-benar mendapatkan nilai sempurna, atau hukuman lainnya yang muncul di otak ayah Narendra.

Tak hanya itu, kekerasan juga pernah ia dapatkan dari Dirga. Narendra juga selalu dibandingkan dengan kakak tirinya, Arkan.

Tiga tahun lalu

Mati-matian remaja yang berumur lima belas tahun itu menahan rasa sakit lantaran Dirga yang mencambuk punggung dan betis Narendra berulang kali hingga akhirnya anak itu terbaring lemas di lantai.

Melihat anak bungsunya tergeletak di lantai dengan lemas tak membuat Dirga merasa kasihan. Pria berkacamata itu malah menendang Narendra berulang kali.

Narendra benar-benar tak kuat sekarang. Terlihat sekilas beberapa pasangan mata ART hanya melihat dirinya tersiksa lantaran ia mendapatkan nilai tujuh puluh.

Anak itu hanya bisa meringis kesakitan, ia bahkan rela jika ada malaikat yang mau menjemputnya. Sungguh tak kuat ia menghadapi ini semua.

"BERDIRI KAMU!!!" perintah Dirga yang sepertinya tak puas menyiksa anaknya.

Narendra yang sudah tak berdaya tidak bisa menuruti perintah ayahnya yang kejam. Ia tetap terpaku di atas marmer yang terasa dingin. Melihat Narendra yang tak kunjung bangkit mengundang amarah Dirga semakin meluap.

Dirga sudah siap pasang tangan untuk melibas tubuh Narendra dengan ikat pinggang dengan sekuat tenaga namun terurung niatnya ketika Arkan meneriakinya agar berhenti.

Anak yang berumur enam belas tahun itu berlari ke arah Narendra yang sudah terkapar lemas. "Sudah, Pa. Kasian Narendra."

"Kenapa kau selalu peduli dengannya. Awas!! Dia masih harus saya beri pelajaran."

"PA!! Arkan mohon, kalau Papa gak sayang Narendra tapi sayang sama Arkan. Arkan mohon sekali sama Papa jangan terlalu berlebihan sama Narendra."

Merasa rasa amarahnya sudah mereda. Dirga mendesah kasar lalu pergi dari hadapan kedua saudara tiri itu.

"Lo gak pa-pa?" tanya Arkan terlihat sangat khawatir ketika Narendra sudah terduduk.

Tangan Arkan yang ia letakkan di belakang punggung Narendra, Narendra tepis dengan tidak berperasaan.

Kemudian tanpa satu kata pun yang terucap adik tirinya itu pergi meninggalkanya. Arkan memandang Narendra yang berjalan meninggalkannya dengan langkah pincang.









*   *   *







Setelah ibu kandung Narendra meninggal pada usianya sepuluh tahun tahun. Dirga menikah lagi dengan Vania Sulistina, ibu Arkan.

Dirga lebih sayang kepada anak tirinya dari pada anak kandungnya sendiri. Bahkan yang awalnya nama lengkap Arkan adalah Arkan Aditya diubah menjadi Arkan Adi Fernandes.

Karena Narendra selalu di tuntut dan dibanding-bandingkan dengan Arkan, terbentuklah pribadinya yang dingin.

Dulu, Narendra selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang lebih dari ibu kandungnya. Tapi tidak dengan Dirga. Memang sebelum dan sesudah ibu Narendra meninggal. Perilaku Dirga kepada Narendra tetaplah sama.

Dear Rendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang