PROLOG

40 5 1
                                    

Pernahkah kalian dipaksa untuk mendapatkan angka yang sempurna, ditekan bahkan mendapatkan kekerasan apalagi di bandingkan-bandingkan?

Narendra Aksa Fernandes, ialah remaja yang sudah tidak lagi memiliki seorang wanita yang melahirkannya saat dirinya berumur sepuluh tahun. Tidak usah ditanya lagi semenderita apa Narendra setelah ibu kandungnya tewas secara tragis.

Remaja yang berumur tujuh belas tahun itu selalu di paksa dan di tekan soal pendidikan bahkan ia tak jarang mendapatkan perlakuan kasar dari sang ayah. Sang ayah hanya sayang kepada anak tirinya dibandingkan Narendra yang adalah anak kandungnya.

Dosa apa yang telah Narendra perbuatan hingga ia harus menjalani hidup di rumah yang besar tetapi bagaikan neraka ini? Memang benar keluarganya memiliki harta yang melimpah, namun tak membuat hidup seorang Narendra bahagia seperti kata orang-orang.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








* * *







"Kau tau? Kau adalah orang yang paling kuat menjalani hidup yang pasti orang lain termasuk aku tidak kuat buat menjalaninya. Kau bisa sampai di titik ini dan bertemu dengan ku adalah kekuatan dari diri kamu sendiri."

"Aku gak nyangka akan harus menerima kenyataan kalau aku mengidap penyakit yang terbilang langka, Nes. Mungkin ini pertanda kalau aku akan meninggalkan dunia ini."

"Semua pasti akan ada keajaiban, Rendra. Kalau kau tiada, gimana dengan ku? Kau tega meninggalkan ku?"

Gadis itu meraih kedua sisi pipi Narendra dengan kedua tangannya, ia hapus air mata lelaki itu yang tak terbendung lagi. Sembari menatap dengan penuh kasih, Nessa berkata. "Di hidup mu ada aku. Aku bersedia menjadi sosok yang akan selalu menjadi penjaga hatimu. Sampai kapanpun itu aku akan selalu menjadi penjaga hatimu, Rendra."









* * *










Kini Fanessa Aulia terpaku di balkon sambil menatap pemandangan kota yang penuh dengan kenangan yang terasa begitu singkat namun pasti ia tak akan melupakan semua memori yang ia jalani dua tahun belakangan ini. Susah senang dan menetesnya air mata, rangakaian kehidupan dan takdir. Ia beruntung sudah menjalani takdir itu.

Semua barang-barang milik Nessa semuanya sudah lenyap di apartemen. Sekarang apartemen yang sebelumnya ia tempati dengan sepupunya sudah kosong, hanya tertinggal barang kecil yang tak berguna lagi dan akan dibuang.

Sebenarnya sudah satu tahun beberapa barangnya ia tinggali di apartemen karena sepupunya masih mendiami apartemen ini. Lalu ia kembali mengambil barang-barangnya lantaran mendengar info jika sepupunya tidak lagi tinggal di apartemen.

Ketika ingin keluar, langkahnya terhenti ketika melihat selembar kertas yang tak asing baginya. Mengundang tangan gadis itu meraih kertas sepertinya jatuh saat semua barang di keluarkan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Note:
Cerita ini hanyalah fiksi yang murni terlahir dari pikiranku sendiri. "Dear Rendra" ini adalah cerita pertama yang aku tulis di lapak ini sekaligus karya tulis pertama ku. Maka jangan heran dengan Pedoman EYD yang jauh dari kata sempurna. Aku harap kalian suka dengan cerita ini.

Dear Rendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang