Kembali Bertemu

17 3 0
                                    

Sebuah kompleks mewah yang berada di tengah kota metropolitan memiliki fasilitas lengkap dengan desain mewah, membuat para penghuni merasa nyaman. Apalagi jarak antar satu rumah ke rumah lain cukup jauh, sehingga ketenangan diantara penghuni tetap terjaga satu sama lain.

Hari yang indah dengan langit yang begitu cerah, tak mampu membuat perasaan seorang Daifa merasa senang.

Sapaan dari para asisten rumah tangga yang menyapa hanya dibalas dengan gumaman oleh Daifa, membuat para asisten telah terbiasa dengan sikap nona muda nya itu.

Perlahan seorang asisten mendekat sambil meletakkan kotak sedang di atas meja tepat di hadapan Daifa, dan segera berpamitan keluar dari kamar nona muda nya yang sedari tadi memasang ekspresi dingin.

Setelah melihat para pelayan yang sedaritadi mondar mandir sibuk menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan olehnya di pesta malam nanti di kediaman kakeknya yang tak bisa diganggu gugat oleh siapapun, membuat Daifa menghela nafas sembari megalihkan pandangan pada sebuah bingkai kecil yang tak jauh dari tempat duduknya.

"Kita lihat saja, pertemuan kali ini akan menjadi permainan menarik yang akan membuat kalian semua akan menyesal" kata Daifa dengan tatapan tajam kearah foto yang memperlihatkan dua orang anak laki-laki dan dua anak perempuan yang saling merangkul satu sama lain sambil tersenyum kearah kamera.

¤¤ MENSION SYIMON ¤¤

Malam yang terasa dingin, tidak menghalangi kehadiran mobil-mobil mewah yang terparkir rapi di halaman Mension Syimon yang dikenal sebagai pengusaha yang dari dulu sagat disegani dan memiliki pengaruh di dunia bisnis.

Namun entah mengapa Daifa sendiri yang merupakan sala satu cucu dari Syimon malah abai dengan status keluarganya yang terpandang, Sampai kenakalannya mendapat kecaman keras dari para keluarga besar. Namun Syimon yang menjadi tetua dan sagat disegangi malah memaklumi kelakuan cucunya yang satu itu dan malah berterimakasi kepada para guru yang telah bersabar menghadapi tingkah Daifa yang sagat berbeda dengan para cucunya yang lain.

Kedatangan Syehan dan keluarga kecil di sambut hangat oleh pemilik rumah, namun diantara para keluarga dan tamu yang hadir di malam ini. Mereka semua telah memasang topeng tebal untuk menyembunyikan karakter asli mereka dengan keramahan dan kehagatan. Membuat Daifa dan kedua saudaranya merasa jengah dan memilih abai dengan berpencar mencari hal menarik disekitar mereka.

"Bagai mana keadaan kakek ?" Tanya Halqia menata Syimon yang duduk di atas kursi rodanya.

"Sangat baik nak, terutama di umurku yang sagat tua ini. Kakek masih bisa melihat perkembangan para penerus keluarga ini" kata Syimon sambil menatap ke arah para cucunya yang sedang berkumpul di sebuah meja bundar tak jauh dari pandangannya.

"Sebaiknya kakek memikirkan keseha__" kata Halqia terhenti, tatkala Syimon tiba-tiba tertawa dihadapannya.

"Apa kamu tahu !! rambut ini yang awalnya hitam legam, sampai kini berubah memutih. Kakek baru kali ini melihat anak yang memiliki tingkah ajaib seperti anakmu itu" kata Syimon dengan sisa tawanya menunjuk daifa dengan matanya, membuat Halqia dan Syehan spontang berbalik.

"Astaga Daifa" gumam Halqia sambil menahan emosi, melihat tingka Daifa yang malah diam menatap anak perempuan di hadapan nya terduduk di atas lantai dengan tangis sesegukan.

"Kalian berdua jangan memarahinya" kata Syimon menghentikan pergerakan Syehan dan Halqia yang hendak menghampiri Daifa dengan ekspresi datar.

My Name Is JACQUELINEWhere stories live. Discover now