18 | Romatis Versi Alan

127 63 321
                                    

▪︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▪︎

Kini Alan dan Mila sudah sampai di dalam studio booking-an-nya. Mila tampak mengedarkan pandangannya ke sekitar area studio tersebut dengan tatapan tegangnya.

Merinding. Bulu kuduk Mila berdiri. Tidak ada satu pun penonton lain yang ada disana selain mereka berdua. Rasa takutnya yang semakin menjadi-jadi, malah membuat pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan dalam imajinasinya.

Mila kembali memberontak meminta keluar dari ruangan itu. Tapi gagal, tubuhnya berhasil ditahan oleh Alan.

“Lepasin ,gak?!"

Alan menggeleng cepat. "Enggak!"

"Lo mau bikin gue mati disini, hah?” Sentak Mila pada Alan. Bukannya memberikan penjelasan atas pertanyaan Mila, Alan si cowok kampret itu malah tertawa.

“Gak ada, Mila. Gak ada pikiran aku sedikitpun untuk mencelakai kamu.” Jujur Alan.

“Pokoknya aku mau pulang!” Desak Mila.

“Kok pulang sih? Kan filmnya belum di putar.”

“Bodo amat!!”

“Mil, dengerin aku dulu. Aku janji deh sama kamu!! Film ini gak ada hantunya.” Alan terus meyakinkan Mila.

“Bohong!”

Alan mengacungkan dua jari kanannya sebagai sumpah seriusnya. “I’m promise, Mil. Aku pastikan wujud jin di film itu tidak akan muncul di layaranya.”

“Kamu pikir aku ini anak kecil, yang bisa semudah itu kamu bohongi?” bentakan Mila semakin tinggi.

“Harus banget pake sumpah pocong, biar kamu percaya sama aku, Mil?!” Jawab Alan sengit.

Sial!

Mila terdiam sejenak, matanya menatap penuh kebencian pada Alan. “Oke. Tapi kalau sampai jin itu muncul dari layar, aku bakal aduin kelakuan kamu ke Papa.” Ancam Mila serius.

Alan mengangguk paham. “Oke. Siapa takut?” Tantangnya dengan penuh percaya diri.

Alan membalikan tubuhnya, melangkahkan kakinya menuju kursi pilihannya. “Sini, duduk di samping aku, Mil.” Ajaknya kemudian.

Dengan ogah-ogahan, Mila pun turut duduk di bangku yang sedikit berjarak dengan Alan.

“Kok disitu sih? Katanya takut.” Ledek Alan.

CERITA SI ALANWhere stories live. Discover now