16 | Surat Misterius

127 63 285
                                    

▪︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▪︎

Waktu subuh segera tiba. Alan belum bisa tidur. Dia masih merenung, berpikir keras mempertimbangkan saran dari Teh Amel.

Rata-rata cewek itu suka banget sama kejutan. Teteh yakin seratus persen si Mila juga satu server sama Teteh. Kalo lo punya duit coba kasih kejutan romantis juga buat si Mila. Buat momen hidup yang paling berkesan untuk si Mila.

Alan merasa ucapan kakaknya itu, ada benarnya juga. Tidak ada salahnya kan, kalau Alan sesekali ngasih kejutan untuk Mila?

Ya. Sekarang keputusan Alan sudah bulat. Dia memutuskan untuk mengukir kenangan yang tidak akan bisa Mila lupakan dalam hidupnya. Sesuatu yang bisa membuat hubungan pacarannya semakin erat. Sesuatu yang bisa membuat Mila selalu yakin padanya.

Tapi apa kejutannya? Apa yang lagi Mila mau? Kasih boneka snoopy? Jajanin Kebab sepuasnya? Atau Nonton bioskop?

Alan kembali berfikir.

Aha!! Sebuah ide tiba-tiba muncul diotaknya. Dengan segera Alan membuka ponselnya, mencari sesuatu yang diperlukannya untuk dihadiahkan pada si kekasih hatinya.

Hal utama yang harus Alan cek adalah uang tabungannya, apakah cukup untuk merealisasikan idenya itu? Apakah cukup untuk mengajak Mila nonton film di bioskop.

▪︎ ▪︎

Di Sekolah.

Ketika jam istirahat tiba, semua murid kelas IPA 2 mulai berhamburan keluar dari kelasnya. Kecuali Alan. Setelah memastikan kelasnya sepi, cowok itu, terlihat lagi celingukan ke kanan-ke kiri, ke depan-ke belakang.

Alan berjalan mengendap-endap layaknya maling mau mencuri kotak amal di mesjid. Alan duduk dibangku Mila, dan diambilnya buku paket Fisika dari kolong bangkunya Mila dengan hati-hati.

"Mil, gue minta selembar kertas ya..?" Ujar Alan.

"Iya, ambil aja." Alan menjawab sendiri dengan gestur raut jenakanya.

Setelah merobek selembar kertas dari buku tulis milik Mila, selanjutnya Alan menulis sesuatu dikertas tersebut.

Entah apa yang ditulisnya, tapi rautnya begitu serius. Bibirnya di menyon-menyonin. Sesekali Alan terlihat mengelap keringat yang bercucuran dari kedua pelipisnya. Sesekali juga terlihat menatap langit-langit kelas, siapa tahu saja dengan melihat laba-laba bergelantungan diatas sana, ia bisa menemukan rangkaian kata yang romantis untuk ditulis.

Jeda.

"Ahh.. beres!!" Hebohnya pelan. Sekali lagi Alan membaca isi surat yang baru saja ditulisnya. Memastikan agar tulisannya bisa dibaca oleh Mila dengan jelas.

Alan melipat kertas tersebut, dan menyelipkan diantara lembaran buku paket fisika. "Pokoknya, surat itu harus dibaca oleh Mila. Harus! Jangan sampe enggak di baca. Soalnya surat ini penting! Lebih penting dari perdamaian dunia!" Batin Alan.

CERITA SI ALANWhere stories live. Discover now