13 | Minggu Mendung

145 82 358
                                    

▪︎

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

▪︎

Alan masih menikmati liburan bersama keluarga kecilnya di Ciwidey. Sementara Mila? Masih mendekam, mengurung diri di kamar.

Pak Tito, Papanya Mila jelas khawatir melihat putri tunggalnya yang tiba-tiba saja jadi murung sejak hari jumat lalu.

Tidak seperti hari-hari biasanya, Mila yang selalu riang serta gembira di rumahnya itu, mendadak berubah jadi mendung. Persis kayak cuaca di Kota Bandung sore ini.

Kalau biasanya setiap hari minggu, Mila selalu minta uang sama Papanya untuk pergi main dengan Susan, kali ini, Mila sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya dihadapan Papanya.

Pak Tito dan istrinya yang khawatir itu, berdiri di depan pintu kamar putrinya. Keduanya saling bertukar pandangan, ketika Mila berteriak dari dalam kamarnya :

"MILA LAGI PMS!! GAK MAU DIGANGGU!!"

Pak Tito bengong.

"Emang iya, Ma? Kalau lagi PMS suka mageran begitu? Gak mau makan, gak mau ketemu orang juga?" Tanya Pak Tito kemudian, pada istrinya.

"Sepengalaman Mama sih, enggak separah ini, Pah. Mungkin karena jaman Mama dengan Mila berbeda kali, ya.."

"Dulu sih, karena Mama sibuk bantuin Ibu jualan, rasanya gak ada bedanya. Entah itu lagi haid atau enggak. Mama ceria-ceria aja, tuh!" Sambung Mama. Bercerita sewaktu remajanya.

Pak Tito manggut-manggut. Pikirannya masih sibuk mengkhawatirkan anaknya.

"Tapi bulan-bulan kemarin, Mila gak seperti ini kan, Mah?"

Mama geleng-geleng. Sangat yakin dengan jawabannya 'Tidak. Mila tidak seperti ini sebelumnya, meski sedang PMS.'

"Pah-Pah..! Atau jangan-jangan Mila lagi--" Pak Tito dan Istrinya kembali bertukar pandangan, saling menerka-nerka. Pupil matanya juga terlihat sama-sama membesar.

"Anak kita lagi berantem sama si kampret itu?" Pak Tito memekik. Namun wajah kaget dari suami istri itu tidak bertahan lama, setelah mendengar Mila membuka pintu kamarnya.

"Mila.. Akhirnya kamu keluar ju-" Sambutan Mama langsung dipotong oleh Mila, matanya menatap marah ke arah Papanya.

 Akhirnya kamu keluar ju-" Sambutan Mama langsung dipotong oleh Mila, matanya menatap marah ke arah Papanya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
CERITA SI ALANWo Geschichten leben. Entdecke jetzt