BAB 20 : Alcohol Effect 🌸

110 10 149
                                    






Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






(Udah hafal ya, kalo ada rambu2 kek gini bakal ngabisin banyak word (4,4!)
So, bacanya pas sendirian and lagi senggang ya)

Playlist : [ Tattoo : Loreen ]
___________________________









🔞

PEMBICARAAN mengenai kepindahan Kanao ke unit apartemen Tanjirou, ternyata tidaklah semenakutkan yang ia bayangkan. Benaknya saja yang hobi memperumit segala sesuatu yang nyatanya dimudahkan oleh Tanjirou.

Jika secara umum banyak manusia yang berpikir menggunakan akal sehat, pula bersikap rasional serta enggan merugi soal materi. Justru pemikiran seperti itu tidak terbawa dalam pribadi Tanjirou. Melainkan meloloskan Kanao begitu saja. Dengan mudahnya tidak membebani gadis itu mengenai sepeser pun biaya sewa unit apartemen, atau tagihan-tagihan yang setiap bulan wajib dibayar pada tanggal yang telah ditentukan.

Rasa syukur tak terhingga melingkupi diri Kanao. Meski demikian, semua tidaklah benar-benar gratis. Tanjirou hanya meminta secuil syarat dan ketentuan yang tidak sulit untuk disanggupi oleh sang dara manis.

Seperti perjanjian dua Minggu sewaktu Kanao menempati apartemen Tanjirou yang kosong. Gadis itu hanya akan mengemban tugas untuk membersihkan setiap sudut apartemen hingga kinclong terbebas dari debu. Memasak sarapan atau makan malam tidak ada dalam daftar kesepakatan mereka. Kendati, hal itu tidak melunturkan niat Kanao untuk bertanggung jawab penuh pada area dapur. Mengekspresikan diri, berkreasi secara bebas di meja dapur demi menciptakan makanan sehat yang bukan dari kemasan kotak maupun plastik. Rupanya gadis itu punya misi terselubung guna merubah pola makan Tanjirou yang dinilai sangat buruk dan jauh dari kata 'menyehatkan'. Toh, isi lemari pendinginnya selalu penuh.

Tentu rencana mulia semacam itu hanya ia simpan sendiri tanpa berniat dibagi. Terarsipkan secara rapi dan tersembunyi di dalam benaknya.

Ada satu permintaan lain yang sebenarnya berhasil telak mengusik ketenangan batin Kanao. Membagi konsentrasinya menjadi terpecah dalam serpihan-serpihan kecil. Dengan segera, mampu menyulut kegugupan menghinggapinya yang biasa punya rasa percaya diri melebihi tinggi badannya yang cukup minimalis nan menggemaskan.

Selayaknya sikap karyawan teladan yang senantiasa menjunjung tinggi profesionalitas dalam bekerja. Kali ini, ia tidak akan membiarkan teman-teman divisinya mengetahui perasaannya yang tengah dilanda gulana. Disesaki berbagai kecamuk yang menyerang secara massal. Enggan pula terpengaruh lebih jauh, sebagaimana sewaktu ia menyaksikan peristiwa menyebalkan saat Tanjirou berciuman dengan Koinatsu di ruang tengah tempo hari.

Sejujurnya, sampai detik ini pun, kepala Kanao masih dihantui segumpal penasaran dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, yang bahkan tidak punya jawaban pasti untuk pertanyaan tersebut.
Sebenarnya apa sih hubungan Tanjirou-Senpai dan Koinatsu?





Iridescent  ||  TanjiKanaWhere stories live. Discover now