BAB 17 : His Neighbor

91 12 160
                                    


Perputaran waktu tahu-tahu saja sudah dilewati tepat satu Minggu oleh Kanao Tsuyuri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Perputaran waktu tahu-tahu saja sudah dilewati tepat satu Minggu oleh Kanao Tsuyuri.

Apartemen milik Tanjirou yang ia tempati semakin lama kian menumbuhkan rasa aman dan nyaman pada diri sang gadis.
Nyaris ia dibikin terlena dan lupa diri. Melupakan satu fakta penting bahwa sesungguhnya ia hanya memiliki jatah selama dua Minggu untuk singgah di sana.
Bukan sebagai penyewa, pemilik, atau roommate yang derajatnya setingkat lebih tinggi. Melainkan seorang gadis yang menempati apartemen hanya untuk dipekerjakan sebagai petugas bersih-bersih selama pemilik resminya tidak sedang berada di sana.

Tersisa satu Minggu sebelum kepulangan Tanjirou dari Kyushu. Hal itu pun dipergunakan dengan baik oleh Kanao untuk lebih giat lagi mencari-cari tempat tinggal yang baru.

Senin sore sepulang dari bekerja. Otaknya sudah dipenuhi berbagai macam rancangan rencana untuk menghabiskan waktu hari itu. Salah satu yang terpenting adalah mencari-cari tempat tinggal di situs terpercaya di internet.

Ia sampai menolak halus ajakan Makomo, untuk sekadar window shopping di gedung perbelanjaan terbesar di Ginza, Ginza Six.

Usai mandi air hangat dan berganti dengan pakaian rumahan yang nyaman. Pergerakannya mengambil langkah menyusuri dapur yang menyatu dengan ruang tengah nan luas. Tujuannya hanya sekadar ingin mengupas buah apel dan melon sebagai camilan menemani kesendiriannya.

 Tujuannya hanya sekadar ingin mengupas buah apel dan melon sebagai camilan menemani kesendiriannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setengah jam berlalu sambil duduk bersila di atas sofa putih seraya memangku laptop. Sesekali tangannya menusuk potongan buah apel dan melon segar dengan garpu tajam sebagai pengganjal perut. Sungguh kegiatan yang nampaknya sangat mengasyikkan.
Di lain sisi. Kedua iris ametisnya sibuk memindai deretan iklan apartemen yang memenuhi layar laptopnya. Matanya sampai harus mengerjap-ngerjap agar tidak kering dan menimbulkan efek merah serta perih terbakar.

Helaan napas kasar keluar dari mulutnya. Isi dompet dan sisa saldo rekening Kanao meronta-ronta. Meringis ia menyaksikan deretan harga yang tertera pada setiap unit apartemen yang disewakan.
Sejujurnya, kemampuan finansial Kanao tidak mampu bersaing kalau soal menyewa tempat tinggal mahal nan mewah.

Iridescent  ||  TanjiKanaWhere stories live. Discover now