BAB 7 : Awesome Blossom

101 16 113
                                    

...

[ Playlist : Heavy Rotation (JKT48) ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[ Playlist : Heavy Rotation (JKT48) ]

________








"AKU menyukaimu, Senpai...."









Sepenggal pernyataan itu terdengar memantul di udara yang cukup hangat siang ini. Pada jam istirahat, di salah satu bangku panjang di bawah naungan pohon Ek yang rindang. Tepatnya di halaman belakang sekolah.

Pemuda yang menerima pernyataan cinta hanya menyunggingkan senyum manis. Mengambil sosis berbentuk Gurita dengan sumpit dari dalam bento, lalu menyuapkannya ke dalam mulut Kanao. Hal yang terkadang ia lakukan saat makan siang bersama gadis itu.

Namun akhir-akhir ini, kesibukan mengejar nilai sempurna dan belajar setiap detik, agaknya telah memangkas waktu kebersamaannya dengan sang pacar.

"Senpai... Aku menyukaimu." Pungkas Kanao menyelami kedua netra sewarna merah marun yang memesona.

Merasa ada yang tidak beres dengan belahan jiwanya. Tenma menyudahi aktifitas makan siang mereka sejenak.

Pemuda cerdas dengan rambut perak under cut meletakkan sumpitnya.
"Kalau kau menyukaiku, maka aku menyayangimu, Kanao. Sangat, sangat, saaaangat menyukai dan menyayangi Kanao." Giliran Tenma melayangkan tatapan keheranan bercampur khawatir. "Kau ini kenapa, apa terbentur atau semacamnya? Apa sedang terjadi sesuatu di rumah? Apa ini ada hubungannya dengan nenek?"

Kanao hanya menggeleng lemah. "Apa Tanjirou sudah keterlaluan padamu?"
Kali ini Kanao menggeleng dengan lebih keras.

Ini aneh. Kanao tidak lagi dapat merasakan apapun. Buncahan rasa senang atau sesuatu yang bersifat emosional, yang seharusnya memenuhi saraf tatkala Tenma mengungkapkan rasa sayang dan khawatirnya semudah ini. Pemuda itu bisa jadi benar.
Apa kepala Kanao sempat terbentur benda keras tanpa ia sadari? Makanya ia jadi aneh seperti ini?
Yang terjadi malahan jantungnya berdetak liar saat nama Tanjirou disebutkan.

Pemikiran itu membawa Kanao jatuh tertegun. Angannya melayang pada satu sosok yang kian hari malah terus merajai ruang di benaknya. Sedikit demi sedikit menggeser posisi Tenma yang semula mendapat tempat banyak di hatinya. Memonopoli nyaris seluruh fantasi yang bercokol di setiap sel otaknya.
Demi Tuhan. Ini sungguh menyiksa batin Kanao. Dia sepertinya butuh seseorang untuk berbagi cerita dan apapun yang ingin Kanao tumpahkan. Agar gadis itu berhenti merasa gundah akibat perasaannya sendiri.

"Kau agak aneh akhir-akhir ini. Jangan membuatku khawatir." Telapak tangan Tenma yang besar menangkup pipi putih Kanao. Menautkan pandangan mereka hingga menjadi sejajar.

Pemuda itu tidak menampik. Ia bicara jujur mengenai kekhawatirannya terhadap Kanao. Terlebih gadis itu jarang sekali mau merepotkan orang lain dengan permintaan tolongnya. Apalagi berniat membagi kisah sedih yang ia miliki.
Terlepas dari itu semua, Tenma sudah sering mengingatkannya. Memberi nasihat sebagai senior yang sedikit lebih atas tingkatannya. Mengatakan bahwa; mereka adalah Manusia yang merupakan mahluk sosial. Saling membutuhkan satu sama lain secara mutlak. Jadi, Kanao tidak perlu merasa sungkan jika butuh bantuan orang lain.

Iridescent  ||  TanjiKanaWhere stories live. Discover now