BAB 15 : We're Livin' in the Bubble

87 17 140
                                    



Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.






JALANAN di sekitar kompleks tampak sepi meskipun baru menunjukkan pukul lima sore. Dua orang pria berjas hitam formal melangkah gontai di cuaca yang cukup dingin akibat awan mendung berarak di kaki langit.

"Sepertinya sebentar lagi bakal turun hujan, Senpai." Prai berhelaian pirang mendongak ke atas langit. Mencoba menarik perhatian rekannya yang masih memegang buku catatan kecil sembari tercetak kerutan di kening mulusnya.

"Senpai? Tanjirou-Senpai? Apa terjadi sesuatu?"

Diperhatikannya baik-baik gestur rekan kerja yang juga merupakan seniornya di kantor. Raut wajah yang serius sembari memegang tengkuknya yang tidak gatal, disertai pula kernyitan mendalam di kedua alisnya. Pemuda itu yakin, seniornya sedang menemukan satu titik terang dalam kasus yang sedang mereka tangani.
Sedangkan ia sendiri masih meraba-raba bagaimana alur kasusnya bermula dan ke mana hendak bermuaranya.

Kesenyapan merengkuh di antara mereka berdua. Diiringi suara petir yang menggelegar nan mengerikan, seulas seringaian itu terbit. Tampak lebar menyombongkan diri di sudut bibir Tanjirou yang adrenalinnya berpacu cepat.

"Dia berhasil menipu kita."

Senjuro yang berwajah kebingungan masih terpaku di tempatnya. "Apa maksudmu, Senpai?"

"Bedebah itu adalah pelakunya sejak awal." Merasa kecolongan, gegas Tanjirou berpaling dan berlari cepat menuju rumah korban yang tidak lama mereka singgahi. Diekori oleh Senjuro yang tidak kalah gesit berlari demi menyelaraskan posisi dengan Tanjirou.

"Bersiaplah, kita akan menangkapnya hari ini."








Keduanya mengatur napas yang semula terengah menjadi normal dengan berusaha semaksimal mungkin. Lantas menyingkirkan rasa curiga yang bisa saja menghinggapi si pemilik kediaman.
Berada di muka pintu rumah si korban. Tanjirou kembali mengetuk pintu beralasan bahwa ada satu pertanyaan yang lupa ia ajukan pada Hinami, seorang korban yang kasusnya tengah mereka usut.

Kepala yang menyembul di balik pintu tampak berwajah aneh. Campuran bingung dan juga was-was yang tidak mampu disembunyikan.

Mempersilakan tamunya masuk kembali. Nyonya Hinami yang masih muda dan baru beberapa hari yang lalu menjadi janda, tanpa basa-basi menjemukkan. Langsung saja meminta Tanjirou untuk menanyakan pertanyaan yang lupa mereka ajukan.

Sambil mengajukan pertanyaan palsu pada Hinami. Kedua lensa kemerahan Tanjirou memindai ke sekeliling ruangan. Bahkan hingga ke sudut terjauh sampai ruangan dapur yang pintunya terbuka lebar. Tanpa mengendurkan kewaspadaan sedikit pun.
Senjuro juga tak luput bersiaga demi mendapati hal tak terduga yang bisa terjadi kapan saja.

Hingga jawaban dari mulut Nyonya Hinami mulai melantur dan pandangannya tidak fokus, di situlah kebohongan besar akhirnya terbongkar.
Insting yang sudah terlatih selama bertahun-tahun. Menajam secara alami tatkala terdengar suara mencurigakan dari arah dapur.

Iridescent  ||  TanjiKanaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin