09 || Sadar - Azriel

42 7 1
                                    

"Welcome to the dark story!"

Arka perlahan membuka mata, samar-samar ia lihat siluet seorang remaja di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arka perlahan membuka mata, samar-samar ia lihat siluet seorang remaja di depannya. Setelah kesadarannya pulih, seketika ia membelalakkan mata saat tau siapa di depannya.

"Gimana? Siap mati?" tanya Azriel dengan senyum di wajahnya.

"Apa maksud lo bangsat! Lepasin nggak?" Arka memberontak berusaha melepaskan diri dari ikatan kursi.

"Ngapain gue lepas manusia yang bakal jadi 'makanan' gue malam ini? Lo nggak mau nyerahin kunci lo, dan lebih memilih mati, oke, gue turutin!"

"Maksud lo? Makanan?"

"Iya, makanan. Oh, lo belum tau ya? Coba lihat sekeliling lo," pinta Azriel. Arka menoleh sekeliling dan melihat betapa banyaknya senjata tajam yang ada disana.

Ada juga tungku dan kuali yang cukup besar, bisa untuk memasukkan dua orang manusia sekaligus.

"Udah liat? Gimana? Lo berurusan sama orang yang salah. Di depan sekarang bukan Edwin yang lo tau, lo berhadapan sama Azriel. Manusia haus darah, yang bakal nganter lo ke alam baka!"

"Gue nggak mau mati! Lepasin gue! Oke, gue bakal ngasi kunci motor gue ke lo, gue ngaku kalah sama lo. Puas? Lepasin gue sekarang!" kata Arka.

"Bacot!"

Dor! Dor! Dor!

Tiga buah peluru melesat mengenai salah satu lengan dan kedua kaki Arka. "Arkh! Sialan!"

Azriel, berjalan menuju lemari yang berisi deretan beberapa jenis pisau, lalu mengambil salah satu pisau dengan bilah kecil namun tajam.

"Ma-mau ngapain lo?" tanya Arka gemetar.

"Gue? Mau robek mulut orang yang cuma bisa banyak omong!" dengan cepat Azriel merobek mulut Arka di kedua sisi membuat mulutnya menganga hingga ke telinga.

"Perfect! Oke, apa lagi yang harus gue potong? Oh, tunggu dulu, apa gue tembak kepalanya langsung aja? Sip, bentar." Azriel menaruh pisau yang penuh darah di wastafel yang ada di dekat lemari.

Azriel mengambil pistol Colt 1911,  yaitu pistol semi-otomatis aksi-tunggal yang dapat diisi peluru 45 ACP. Pistol ini didesain oleh John Browning yang dapat dikenal dari desainnya yang menggunakan prinsip hentakan pendek pada desain dasarnya.

Remaja itu mengisi beberapa peluru, setelah terisi, tangannya terarah ke kepala Arka, yang menjadi korban hanya bisa menggelengkan kepala.

Air mata pun tak urung turun dari kelopak mata Arka, seperti sudah tidak ada harapan hidup untuk seorang Arka di mata Azriel.

"Siapa yang tertangkap? Dia yang jadi makananku, siapa yang mati? Dia yang jadi makananku! Hahaha!" tawa Azriel begitu puas saat mengatakan hal itu.

Tenang saja, siapa pun tidak akan mendengar apa yang dilakukan oleh Edwin/Azriel. Sebab, sudah dipasang peredam suara di dalam rumah.

"Oke, bersiap ... satu, dua, tiga, boom!"

Dor!

Arka memejamkan mata saat melihat peluru melesat di depannya. Namun, Arka tidak merasakan apapun yang mengenai dirinya.

Arka kembali membuka mata, tak ada peluru sama sekali. Arka melihat lagi sekeliling, sudah tidak ada Azriel, namun ...

Sebuah pisau besar datang dari arah belakang Arka, menghadang leher remaja tersebut, ketegangan mulai terasa di diri Arka.

"Nungguin? Tunggu dulu, belum waktunya lo mati. Gue mau buat mahakarya dulu," ucap Azriel di belakang telinga Arka.

"Ja-ngan, sa-kit," kata Arka terbata-bata. Mulutnya tak henti-henti mengeluarkan darah.

"Apa? Lo bilang apa? Mati? Oke."

Sret! Blas!

Azriel menusuk paha Arka dengan pisau besar begitu dalam lalu menyeret goresan yang dibuat hingga ke bawah menuju mata kaki.

"ARKH!" jerit Arka kesakitan.

Kini tulang paha hingga kaki Arka terlihat begitu jelas, daging beserta kulit yang menganga besar membuat mata Azriel berbinar.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two Face About Me [Slow Up]Where stories live. Discover now