10 || Penyiksaan - Pagi Hari

108 7 0
                                    

"Welcome to the dark story!"

"Welcome to the dark story!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cu-kup, gu-e mo-hon." Arka terlihat kesulitan berbicara, sudah tidak ada tenaga untuk remaja itu membuka mulutnya lagi.

"Cukup? Nggak bisa dong! Sekarang gue mau masak dulu, tapi nggak ada dagingnya, apa gue pake badan lo aja?" Mendengar ucapan Azriel, Arka menggelengkan kepalanya dengan ketakutan.

"E—enggak ... gu-e mo-hon ja-ngan, A-zri-el!" Seakan tuli dengan apa yang dikatakan oleh Arka, Azriel tetap dengan brutal memukuli Arka, bahkan dalam hati Arka. Dia sudah yakin bahwa saat ini adalah ajalnya, karena mustahil untuk bisa bebas dari kekejaman seorang Azriel.

"Udah, akh! Jangan pasang muka memelas kek gitu, jijik gue liatnya! Sini, langsung gue potong aja kepala lo!" Azriel pun langsung berjalan ke arah lemari, lalu mengambil sebuah kapak yang besar.

Blas!

Dalam hitungan detik, kepala Arka terpisah dari tubuhnya. Azriel yang melihat kejadian itu tertawa dengan keras, bahkan tanpa ada rasa manusiawinya. Dia menendang potongan kepala Arka ke arah meja, lalu mengambil sebuah gunting dan mulai mencongkel satu persatu mata Arka.

"Siapa suruh main-main sama gue? Mati kan lo? Hahaha ... kalau aja lo nggak nolak taruhan? Mungkin sekarang lo nggak akan jadi makanan gue!" ucap Azriel dengan tawanya yang keras, dan tak lupa dengan senyumannya yang sinis.

"Oke, dari pada berlama-lama? Mending kita panasin airnya dulu." Azriel berjalan menuju wastafel dan mengisi beberapa puluh ember dengan air untuk memenuhi kuali yang sudah ada di atas tungku besar.

Setelah terisi air dan panas, Azriel segera memasukkan kepala Arka ke dalamnya. Tak lupa dia memotong beberapa bagian tubuh Arka, mulai dari bahu hingga paha.

Azriel juga mencari beberapa tetes darah untuk ia minum. Alter ego Edwin memang memiliki kebiasaan yang bisa dibilang tidak wajar.

Seperti saat pertama kali alter egonya terbentuk malam itu. Setelah semua daging tubuh Arka terbagi, ia memasukkan ke kuali dan merebusnya.

Merasa sudah cukup, Azriel mengambil semua bagian tubuh Arka dan menaruhnya di atas meja. "Oke, udah mateng. Tinggal bakar jadi abu terus masukin ke botol, jadi koleksi deh haha."

Malam itu dilalui begitu menyenangkan oleh Azriel, hingga ia kembali ke rumah sebagai seorang Edwin di pagi hari.

***
Pagi hari tiba, Edwin terbangun dengan badan yang terasa ringan. Efek membunuh seseorang memang berbeda, lebih bisa meringankan nafsu haus darahnya.

Ia segera berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Masih ada sedikit bau amis darah di tubuhnya, karena, saat pulang semalam, ia hanya melepas baju lalu langsung tidur.

Suara gemericik air mulai terdengar, beberapa belas menit berlalu hingga Edwin selesai dengan acara mandinya.

Selesai dengan itu, Edwin segera memakai seragam sekolah dan keluar menuju ruang makan. Di sana, sudah terlihat Elias yang sibuk dengan laptop dan berkas-berkasnya.

"Pagi Pa," sapa Edwin singkat.

"Hmm," gumam Elias, tanpa menoleh atau pun menatap anaknya. Biasanya pria itu akan menanyakan banyak hal karena Edwin pulang malam kemarin.

Tanpa menghiraukan apa pun, Edwin segera makan dan berangkat. Sampai di sekolah, tepatnya kelas XII IPA 1, ia sudah disambut oleh dua manusia yang akan selalu ikut bersamanya.

Melihat kedatangan Edwin, Daniam dan Levi sontak menghampiri remaja tersebut. "Win, lo kemaren kemana?" tanya Daniam.

"Nggak kemana-mana," jawab Edwin, berjalan menuju bangkunya untuk meletakkan tas.

"Kok gue telpon nggak diangkat?" tanya Levi.

"Batre habis," jawab Edwin kembali.

"Ohhh, nanti kantin bareng yok!" ajak Daniam.

"Hmm." Edwin menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan setelah menjawab ucapan Daniam.

Daniam dan Levi yang melihat kelakuan Edwin hanya bisa saling menatap satu sama lain. "Dah biasaaa!" seru Levi, kembali duduk di bangku miliknya.

"Dingin kek kutub utara, cewek aja takut deket lo Win." mendengar hal itu,  Edwin terbangun dan menatap Daniam datar.

Daniam yang sadar hanya tertawa kecil. "Hehe, canda Win. Jangan gitu dong, takut nih gue."

Edwin hanya terdiam lalu kembali ke kegiatan awal, yaitu tidur.

Edwin hanya terdiam lalu kembali ke kegiatan awal, yaitu tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Two Face About Me [END)Where stories live. Discover now