03 || Kesedihan

59 5 0
                                    

"Welcome to the dark story!"

"Welcome to the dark story!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"P-pa ... Ma-mama kenapa?" tanya Edwin yang berdiri di samping mamanya sembari menahan tangis.

"Edwin, sini Nak. Mama kamu nggak papa ya, Nak. D-dia cuma luka biasa," jawab Elias, berusaha menenangkan Edwin, sebenarnya Elias juga ikut menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.

"Tapi ... tapi, Mama ngeluarin banyak darah Pa. Mama bakal bangun kan, Pa? Iya kan?" Elias merasa pilu, sangat sedih mendengar ucapan sang anak yang terkejut dengan kejadian di depan matanya.

Padahal, baru saja Aney akan mengenalkan Edwin pada organisasi mafia yang ia mimpin. Tetapi, malah mendapat kejadian yang tak diinginkan.

TIN! TIN!

Suara klakson mobil yang datang dari arah hutan membuat Edwin dan Elias seketika menoleh. Jeep Wrangler Robicon warna hitam berhenti di samping mereka berdua.

Seorang pria dengan setelan semi formal turun dan menghampiri mereka. "Tuan!" sapanya ke arah Elias.

"Gara!" Elias tampak terkejut saat melihat kedatangan bawahannya. Padahal seingat Elias, dia tidak ada menghubungi siapa pun sekarang.

"Mari saya antar ke rumah sakit. Nyonya harus segera mendapat penanganan," kata Gara. Tanpa pikir panjang, Elias segera menggendong Aney menuju mobil Jeep yang dibawa oleh Gara.

"Bagas, Mora! Lo berdua bantu bawa mobil Fortuner punya Tuan Elias dan anter Edwin ke rumah," pinta Gara.

Edwin yang mendengar hal itu, sontak menggelengkan kepala dengan cepat. "Enggak! Aku nggak mau! Aku mau sama Mama! Pa, aku mau ikut!" Edwin berlari menuju mobil Jeep menyusul Elias.

"Nak, kamu pulang ya. Mama kamu nggak apa-apa, percaya sama papa."

"Tapi Pa—"

"Edwin, lebih baik kamu pulang. Kami harus segera membawa Nyonya ke rumah sakit," ucap Gara.

"Gara—"

"Mora, Bagas! Bawa Edwin." Dua orang di depan Gara mengangguk pelan.

"Ayo Edwin, kamu harus istirahat." Edwin menurut saat Mora mengatakan hal itu.

Mereka pun pergi menuju tujuan masing-masing, Edwin kembali ke rumah dan Elias yang membawa Aney menuju rumah sakit.

***
Pukul 06:00 sore.

Di kediaman keluarga Sanandra, Edwin duduk di ruang tamu, kembali dengan tatapan yang kosong. Baru saja tadi pagi mama dan papanya bersama, tapi sekarang mereka harus berpisah karena insiden penyerangan.

Sedang asik terdiam, Mora dan Bagas datang dengan tergesa-gesa. Wajah mereka tampak memerah, Edwin yang melihatnya mengernyitkan alis. "Kalian kenapa?" tanya Edwin.

"Edwin, sekarang kamu tenang. Kita ke rumah sakit," jawab Mora.

"Ke rumah sakit? Kenapa? Mama baik-baik aja kan?" Kini Edwin ikut panik.

"Lebih baik kita ke rumah sakit, sudah tidak ada waktu." Mendengar ucapan Bagas, mereka berdua langsung berlari menuju mobil Fortuner yang tadi mereka kendarai.

Dengan kecepatan di atas rata-rata, Bagas membelah jalanan kota yang penuh kendaraan berlalu lalang. Suara klakson mobil yang nyaring membuat para pengendara lain saling menoleh.

Tak sampai tiga puluh menit, mereka sudah sampai di rumah sakit milik keluarga Sanandra. Selain menjadi mafia, Elias merupakan  pengusaha sukses yang memiliki beberapa usaha besar, contohnya Sandra Hospitality.

Mereka bertiga dengan langkah besar menuju ruang ICU. Sesampainya disana, Elias sudah dalam keadaan tak baik-baik saja.

Wajah yang terlihat lelah, air mata yang mengering dan baju penuh darah. Melihat keadaan Elias, Edwin segera berlari memeluk papanya.

"PAPA!" teriak Edwin.

"Edwin," lirih pelan Elias, memeluk anak semata wayangnya.

Air matanya kembali menetes saat memeluk Edwin, pikiran Elias terus berputar. Ia tidak tau apa yang akan terjadi pada anaknya jika tumbuh tanpa seorang ibu.

 Ia tidak tau apa yang akan terjadi pada anaknya jika tumbuh tanpa seorang ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Face About Me [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang